Yang Melawan dari Tepian Air (Cerita Lain dari Kasus Kedungombo)

IA biasa disapa dengan Mbah Jenggot. Padan benar sebutan ini dengan jenggot putih yang menjuntai hingga 15 sentimeter di dagu dan sebagian pipinya. Sebutan ini jauh lebih populer daripada nama asli pria tua berjenggot itu: Sopawiro Parman. Warga Desa Kedungpring ini juga akrab disapa dengan Pak Kanjeng. Umurnya sudah menginjak senja hari: 75 tahun. Tapi dalam urusan Kedungombo, semangat Mbah Jenggot yang gemar menenteng celurit ini seperti tak pernah surut oleh usia. Sudah belasan tahun ia berjuang untuk merebut kembali haknya atas tanah yang kini tenggelam di dasar Waduk Kedungombo. Ketika pemerintah memutuskan menenggelamkan sejumlah desa—termasuk Kedungpring—untuk proyek bendungan raksasa tersebut, Mbah Jenggot bersikeras menolak ganti rugi. Bersama 37 kepala keluarga Desa Kedungpring lain, ia menolak ganti rugi Rp 250 per meter persegi yang disodorkan. Uang itu terlalu kecil untuk tanah Kedungpring yang subur. Penolakannya mendatangkan ancaman dan teror baginya.

Keywords :
Yang Melawan dari Tepian Air (Cerita Lain dari Kasus Kedungombo),
  • Downloads :
    0
  • Views :
    165
  • Uploaded on :
    24-12-2023
  • Penulis
    PDAT
  • Publisher
    TEMPO Publishing
  • Editor
    Tim Penyusun PDAT: Ismail, Asih Widiarti, Dani Muhadiansyah, Evan Koesumah
  • Subjek
    Hukum
  • Bahasa
    Indonesia
  • Class
    -
  • ISBN
    -
  • Jumlah halaman
    60
Yang Melawan dari Tepian Air (Cerita Lain dari Kasus Kedungombo)
  • PDF Version
    Rp. 85.000

Order Print on Demand : Print on Demand (POD)