
Melihat Dampak dan Antisipasi Pemerintah Menghadapi Wabah Flu Burung Tahun 2005
Dunia perunggasan Indonesia kembali diancam wabah flu burung. Virus flu burung (avian influenza) ini sudah mewabah di dua provinsi yang berjauhan letaknya, Jawa Barat dan Sulawesi Selatan. Karena itu, kalau penanganan wabah tidak dilakukan dengan baik, bisa jadi wabah akan meluas secara sporadis. Setiap ada wabah seperti ini, peternak selalu berada di pihak yang paling menderita. Jika peternak unggas itu berada dalam teritorial wabah, penderitaan yang mereka terima hampir total. Ternak mereka sewaktu-waktu bisa sekarat, dan akhirnya hanya dikubur sebagai bangkai. Sementara itu, menjual daging dari unggas yang masih hidup pun tidak mudah karena ada larangan. Alasan pemerintah untuk melarang jelas, daging unggas yang terkena virus tak boleh diperdagangkan. Padahal menentukan unggas sudah kena virus atau belum tidak mudah. Setidak-tidaknya kriteria itu sering tidak klop antara pemerintah dan peternak. Bisa jadi pula peternak memang "nakal" dengan menyembelih unggas yang sudah terkena virus untuk menekan kerugian. Di pasar, ibu-ibu rumah tangga sulit membedakan antara daging ayam yang kena virus dan yang sehat. Peternak unggas di luar daerah wabah tentu ketakutan jika flu burung itu sampai ke peternakannya. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun lalu, berjangkitnya flu burung ini nyaris tak bisa dicegah.
Keywords :Melihat Dampak dan Antisipasi Pemerintah Menghadapi Wabah Flu Burung Tahun 2005,
-
Downloads :0
-
Views :133
-
Uploaded on :23-09-2024
-
PenulisPDAT
-
Publisher
TEMPO Publishing -
EditorTim Penyusun PDAT: Ismail, Asih Widiarti, Dani Muhadiansyah, Evan Koesumah
-
SubjekKesehatan
-
BahasaIndonesia
-
Class-
-
ISBN-
-
Jumlah halaman63
Melihat Dampak dan Antisipasi Pemerintah Menghadapi Wabah Flu Burung Tahun 2005
Alamat
PDAT Gedung Tempo Jl. Palmerah Barat No. 8 Jakarta 12210
Kontak
Phone / Fax: 62-21 536 0409 (ext. 321) / 62-21 536 0408
WA : 62 838 9392 0723
Email : [email protected]
Support
Support Datatempo