Sari, bukan nama sebenarnya, sedang gundah. Wajah mungilnya terus diliputi kesedihan. Soalnya, hingga hari ini, tamu yang rutin mengunjunginya setiap bulan belum juga datang. Dia terus bertanya-tanya soal menstruasi yang belum juga menghampirinya. "Apakah hubungan badan yang dilakukan sekali saja bisa mengakibatkan kehamilan?" tanya siswi kelas dua SMA itu pada diri sendiri. Maklum, dia beberapa minggu sebelumnya tak kuasa menolak permintaan sang pacar untuk berhubungan badan. Malu berterus terang dan kebingungan mencari tempat bertanya, Sari mencari jawabannya ke media. Dia pun rajin melalap semua bacaan berisi pengetahuan tentang seks, khususnya menyangkut cara menghancurkan sperma yang telah membuahi ovum dalam tubuhnya. Ia terjerumus pada mitos, misalnya, banyak makan buah nanas dan melakukan gerakan loncat-loncat. Sari hanya satu dari jutaan remaja yang masih lugu soal seks. Rendahnya pengetahuan soal seks tak hanya di Indonesia, tapi juga di negara maju seperti Amerika Serikat. Sebuah hasil penelitian yang dilakukan oleh sebuah LSM kesehatan Amerika menyebutkan, satu dari lima pasangan muda di sana lebih menyukai oral seks daripada hubungan yang sebenarnya.