
Perlawanan Faksi-Faksi Irak, Ketika AS Ingin Menyetir Jalan Hidup Irak
Kekerasan berdarah masih terus berlanjut di Irak. Sebuah bom meledak saat konvoi pasukan marinir Amerika Serikat lewat di sebuah jalan di dekat Kota Ramadi, di bagian barat Irak, pada Rabu (15/6). Akibatnya, lima anggota marinir langsung tewas di tempat kejadian. Di daerah itu pula seorang marinir dari Divisi II tewas ditembak orang tak dikenal. Juru bicara militer Amerika, Mayor Wes Hayes, mengatakan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan sebuah operasi untuk membalas serangan tersebut. Kematian keenamnya menambah panjang daftar korban tewas tentara Amerika Serikat sejak mereka menggelar operasi militer di kawasan itu pada 2003. Setidaknya korban tewas kini telah mencapai 1.714 orang. Pada hari yang sama, di Bagdad, kekerasan paling berdarah terjadi ketika sebuah bom bunuh diri meledak di kantin pasukan keamanan Irak. Sebanyak 26 orang dilaporkan tewas seketika dan ratusan lainnya terluka. Para pelakunya mengenakan seragam pasukan Irak sehingga tak sempat dideteksi. Beberapa jam kemudian, sebuah bom bunuh diri juga menimpa sebuah patroli polisi, yang menewaskan delapan orang. Hampir bersamaan, sebuah serangan mortir menghancurkan pos polisi di dekat Distrik Shurta, yang menewaskan lima warga sipil. Meski kekerasan berlanjut, di ibu kota, para politikus setempat masih melanjutkan pembicaraan tentang rancangan konstitusi negeri itu. Parlemen Irak, yang didominasi kalangan Syiah dan Kurdi, telah menyetujui penambahan partisipasi kaum Sunni Arab di dalam komite. Persetujuan itu adalah upaya kompromi untuk meraih persetujuan kaum minoritas Sunni yang penolakannya telah membuat terjadinya kebuntuan dalam pembahasan konstitusi. Sebelumnya, kalangan Syiah menawarkan penambahan 13 kursi bagi kalangan Sunni, tapi langsung ditolak mentah-mentah. Komunitas Sunni Arab meminta tambahan 25 kursi, bergabung dengan dua anggota legislatif mereka sebelumnya. Banyak kalangan berharap, terbitnya konstitusi baru negeri tersebut pasca-Saddam Hussein akan meredam gejolak kekerasan bernuansa sektarian yang masih marak. Kalangan mayoritas menuduh, setidaknya 1.080 orang sipil telah menjadi korban aksi kekerasan yang dilancarkan kaum minoritas sejak Perdana Menteri Ibrahim al-Jaafari terpilih pada April lalu. AFP | BBC | AP | DEDDY SINAGA
Keywords :Perlawanan Faksi-Faksi Irak, Ketika AS Ingin Menyetir Jalan Hidup Irak,
-
Downloads :0
-
Views :129
-
Uploaded on :23-09-2024
-
PenulisPDAT
-
Publisher
TEMPO Publishing -
EditorTim Penyusun PDAT: Ismail, Asih Widiarti, Dani Muhadiansyah, Evan Koesumah
-
SubjekPolitik
-
BahasaIndonesia
-
Class-
-
ISBN-
-
Jumlah halaman70
Perlawanan Faksi-Faksi Irak, Ketika AS Ingin Menyetir Jalan Hidup Irak
Alamat
PDAT Gedung Tempo Jl. Palmerah Barat No. 8 Jakarta 12210
Kontak
Phone / Fax: 62-21 536 0409 (ext. 321) / 62-21 536 0408
WA : 62 838 9392 0723
Email : [email protected]
Support
Support Datatempo