Tentara Amerika menangkap sekitar 50 orang militan yang diduga akan mengacaukan pemilihan umum Irak 30 Januari mendatang. Mereka ditangkap dalam operasi yang dilakukan di sejumlah kota sejak Rabu (12/1) hingga dini hari kemarin. Operasi itu merupakan bagian upaya Amerika memastikan pemungutan suara berjalan lancar dan memberikan rasa aman bagi pemilih, yang takut keluar rumah karena ancaman kelompok militan. Wilayah yang menjadi sasaran operasi itu antara lain Bajawan di sebelah utara Kirkuk, Dhuluiya, Babel, dan Bagdad. Di Bajawan, operasi gabungan yang dilakukan pasukan koalisi berhasil menyeret 31 orang, termasuk 17 buron yang telah melakukan aksi pembunuhan dan pengeboman terhadap tentara dan polisi Irak. "Tujuan kami membunuh atau menangkap 17 orang antitentara Irak itu. Mereka tertangkap bersama 14 perusuh lainnya," demikian pernyataan yang dikeluarkan militer Amerika. Selain melakukan penangkapan, tim operasi menyita setumpuk senapan, uang senilai US$ 2.500, dan 18 botol atropine, sejenis obat-obatan. Di Dhuluiya, dekat Tikrit, kampung halaman Saddam Hussein, sebelah utara Bagdad, operasi berhasil menjaring sembilan orang militan. Dua orang lainnya ditangkap di Babel bersama sejumlah peluncur roket. Sedangkan di Bagdad, seorang militan ditangkap di pos pemeriksaan. Di dalam mobil yang dikemudikan pria itu ditemukan dua senapan, granat, bahan peledak, dan uang tunai. Orang itu sempat melarikan diri dan memacu kendaraannya saat akan ditangkap, tapi ia menabrak mobil lain. Masih di kota yang sama, empat tersangka perusuh digerebek di sebuah rumah. Tentara berhasil menyita 35 mortar, tujuh senapan AK-47, tiga granat, dan bahan peledak rakitan. Di dekat lokasi itu, ditangkap pula seseorang yang menjual senjata di pasar. Meski operasi besar-besaran dilakukan, kondisi Irak tidak mengalami kemajuan berarti.