Pemerintah Suriah berjanji akan menarik mundur sekitar 14 ribu pasukannya dari wilayah Libanon. "Penarikan itu akan dilakukan secepatnya dan mungkin akan dilakukan beberapa bulan mendatang. Tidak lebih dari itu," kata Presiden Suriah Basyar al-Assad dalam sebuah wawancara dengan majalah Time, Selasa (1/3). Dia menilai, kondisi keamanan di Libanon jauh lebih baik daripada sebelumnya dan negara tersebut memiliki tentara dan institusi keamanan. Al-Assad mengungkapkan, pihaknya akan membicarakan masalah perbatasan negaranya setelah proses penarikan mundur selesai. Dia menegaskan, hal itu penting karena pasukan Israel telah menguasai wilayah Libanon Selatan pada 1982 dan daerah tersebut tidak jauh dari ibu kota Suriah, Damaskus. Dalam wawancara itu, Al-Assad juga mengindikasikan bahwa Damaskus akan mengadakan pertemuan dengan utusan khusus PBB Terji Roed-Larsen untuk membahas perincian penarikan mundur itu. Dia menyatakan, Larsen akan berkunjung ke Timur Tengah pada bulan ini. Pasukan Suriah, dia melanjutkan, memerlukan waktu untuk merencanakan penarikan mundur dari Libanon. " Saya belum lagi bertemu dengan orang-orang dari militer. Mungkin mereka akan mengatakan, butuh waktu enam bulan. Anda tentu perlu mempersiapkan kapan Anda akan menarik mundur pasukan dan di mana Anda akan menempatkan pasukan itu," kata Al-Assad kepada majalah Time. Pernyataan Al-Assad itu menanggapi tekanan internasional yang meminta Suriah segera menarik pasukannya dari Libanon.