X

Edisi: 35/35 / Tanggal : 2006-10-29 / Halaman : 64 / Rubrik : BHS / Penulis : Srengenge, Sitok, ,


KITA mengenal X sebagai salah satu lambang bunyi di antara deret alfabet. Dalam kedudukan itu, X tak bermakna apa-apa. Ia baru berarti ketika dikomposisikan dengan lambang-lambang bunyi lain sehingga membentuk satuan kata, unsur bahasa terkecil yang mengandung makna.

Entah mengapa bahasa Indonesia seolah menampik kehadiran X ini. Bila ia kedapatan terselip di antara huruf-huruf yang membentuk kata (umumnya serapan), kita lantas menggantinya dengan ks. Padahal, pada tataran fonologi, penggantian itu musykil dipahami karena esensinya jelas tak sama. Jika setiap huruf adalah lambang yang mewakili satu bunyi, niscaya bunyi yang diwakili huruf tertentu berbeda dengan bunyi-bunyi lain yang masing-masing diwakili huruf lain.

Sebagai bagian sekaligus wahana utama kebudayaan; setiap bahasa senantiasa mengalami persaingan sengit…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Pembantu: Dari Rumah Tangga sampai Presiden
2007-11-04

Membantu dan menolong adalah contoh kata yang disebut bersinonim. keduanya dapat saling menggantikan: bisakah membantu/menolong…

P
Pusat Bahasa dan Sultan
2009-10-18

Suatu waktu, cobalah anda membuka homepage resmi pusat bahasa departemen pendidikan nasional, www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/. situs tersebut…

M
Metafor dalam Diplomasi
2009-09-06

Sudah 10 tahun bekas provinsi termuda indonesia, timor timur, yang berintegrasi pada 17 juli 1976…