Letnan Jenderal (purn.) Agus Widjojo: Sby Kini Lebih Realistis

Edisi: 35/35 / Tanggal : 2006-10-29 / Halaman : 116 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : , ,

TAMPILNYA seorang jenderal purnawirawan sebagai presiden di awal era demokratisasi bak pedang bermata dua. Ia bisa menghambat reformasi Tentara Nasional Indonesia lantaran tidak mampu bersikap tegas terhadap tentara yang dulu membesarkan dirinya. Namun, bisa pula ia malah sanggup mendorong perubahan sejauh mungkin karena paham betul isi perut TNI.

Begitu pula terpilihnya Jenderal (Purn.) Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden, dua tahun lalu. Orang sempat meragukan keseriusannya dalam mereformasi TNI. Namun kenyataan terjadi yang sebaliknya: perubahan di tubuh tentara terus bergulir hingga kini. "Dia (justru) jadi model bagaimana purnawirawan TNI mengikuti pemilihan pejabat publik yang ditentukan oleh rakyat," ujar Letjen (Purn.) Agus Widjojo.

Agus termasuk orang yang berkepentingan melihat bola reformasi terus berjalan. Dikenal sebagai jenderal pemikir, dia terbilang yang paling awal menyerukan perlunya TNI mereformasi diri. Bekas Kepala Staf Teritorial TNI ini pula yang mengusulkan perubahan komando teritorial di negeri ini.

Sempat jadi wakil ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, dia pernah menjadi penasihat United Nations Support for Indonesian Recovery (UNSFRI) serta anggota Komisi Kebenaran dan Persahabatan Indonesia-Timor Leste. Agus juga aktif di Center for Strategic International Studies (CSIS), sebagai senior fellow.

Reformasi yang diharapkan Agus Widjojo sebagian memang sudah tercapai. Dwifungsi tentara sudah dihapus. Polisi pun telah dipisahkan dari TNI. Kendati begitu, masih banyak hal yang perlu dibenahi. Tempo…

Keywords: -

---

Foto Terkait