Jusuf Kalla: Ini Duet, Bukan Duel
Edisi: 35/35 / Tanggal : 2006-10-29 / Halaman : 124 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : , ,
DI tangan Muhammad Jusuf Kalla, humor bisa jadi senjata. Ketika Tempo menyodorkan hasil polling di lima kota, bahwa kalangan pengusaha tak puas dengan kinerja pemerintah, Kalla mengeluarkan senjata itu. "Saya belum pernah melihat ada pengusaha yang puas. Saya dulu juga begitu." Serentak tawa pun pecah di sebuah ruangan Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis sore lalu, menjelang buka puasa. Setelah dua tahun menjabat RI-2, Kalla belum berubah. Ia tak pernah kehilangan humor.
Putra Watampone 64 tahun ini juga dikenal sangat percaya diri. Sewaktu disampaikan bahwa mayoritas responden polling Tempo menganggap iklim berusaha memburuk selama masa pemerintahan SBY-JK, Kalla malah yakin yang terjadi sebaliknya. Kata dia, dalam dua tahun ini situasi politik terkendali, pemberantasan korupsi berjalan memuaskan. Walau angka kemiskinan meningkat, Kalla yakin ekonomi nasional sudah jauh lebih baik dibanding masa sebelumnya.
Banyak hal ditanyakan, dan dijawab Kalla dengan lugas, seakan tanpa beban. Wawancara satu setengah jam itu berakhir beberapa menit menjelang buka puasa. Kalla hari itu menjamu keluarga besar Makassar di kantornya. Petikan wawancara itu:
Bagaimana Anda melihat situasi politik saat ini?
Politik selalu dinamis. Demokrasi, di mana pun, di Amerika dan negara liberal-demokrat sekalipun, selalu ribut, noise. Tapi koalisi pemerintah saat ini cukup kuat. Keputusan-keputusan mendasar dibuat. Dari DPR tak ada interpelasi, nggak ada mosi. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara juga oke. Cuma karena demokrasi yang terbuka, dengan media yang ramai, suasana jadi meriah.
Saling pengertian parlemen dan pemerintah ini akibat Anda memimpin Partai Golkar atau lantaran partai-partai setuju pada langkah pemerintah?
Saya kira keduanya. Partai apa saja--PAN, Golkar, PDIP, Demokrat--akhirnya berpikir bahwa kami sama-sama dalam sebuah perahu. Kami sadar, berpartai ini untuk kesejahteraan rakyat semua. Jadi, kalau pemerintah tak bisa diberi kesempatan untuk berbuat, bagaimana program bisa jalan?
Tapi Partai Golkar juga terus minta tambahan kursi kabinet.â¦
(Jusuf Kalla tertawa). Itu bukan suara Golkar sebagai partai. Isu itu sebenarnya dimulai harian Rakyat Merdeka. Jangan terpengaruh. Orang Golkar itu tak ingin bicara, tapi dipancing untuk ngomong begitu.
Tapi niat Partai Golkar untuk mengoreksi kabinet setelah reshuffle yang lalu masih tetap ada?
(Tertawa) Itu hak prerogatif presiden.
Banyak orang mempertanyakan keseriusan pemerintah menangani korupsi. Menurut Anda?
Dibandingkan dengan sebelumnya, saat ini lebih banyak tindakan hukum untuk orang yang melanggar. Itu tercermin dari banyaknya gubernur yang ditahan, hakim, anggota DPRD, pejabat,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Merebut Kembali Tanah Leluhur
2007-11-04Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, megawati soekarnoputri akan mengalahkan susilo bambang yudhoyono di kota blitar.…
Dulu 8, Sekarang 5
2007-11-04Pada tahun pertama pemerintahan, publik memberi acungan jempol untuk kinerja presiden susilo bambang yudhoyono. menurut…
Sirkus Kepresidenan 2009
2007-11-04Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, email membawa informasi dari kakak saya. dia biasa menyampaikan bahan…