Membungkam Kurir Penyakit

Edisi: 35/35 / Tanggal : 2006-10-29 / Halaman : 168 / Rubrik : ILT / Penulis : Suprayogi, Yosep, ,

DERING telepon membangunkan Craig C. Mello pada pukul empat pagi. Dari Komite Nobel di Karolinska Institute, Swedia. Komite mengabarkan, Mello, 46 tahun, berhasil meraih Hadiah Nobel untuk Fisiologi dan Kedokteran 2006 bersama Andrew Z. Fire. Kedua ilmuwan Amerika itu berhak meraih medali emas dan uang sekitar Rp 12,5 miliar karena menemukan mekanisme kerja RNA-interference (pengganggu).

Inilah ucapan Mello setelahnya: "Saya terlalu muda. Banyak penemuan lain yang layak mendapat Hadiah Nobel." Tentu saja, profesor kedokteran molekuler di Sekolah Kedokteran University of Massachusetts itu tengah merendah.

Komite menganggap temuan mereka sungguh spektakuler. Biasanya Hadiah Nobel diberikan setelah sebuah temuan diuji selama puluhan tahun-beberapa kali-dan bahkan setelah penemunya meninggal. Kali ini panitia Hadiah Nobel hanya membutuhkan waktu delapan tahun untuk menentukan pilihan karena satu alasan. "Temuan mereka membuka jalan bagi sebuah bidang riset baru," demikian bunyi siaran pers panitia Hadiah Nobel.

Penemuan itu dianggap bakal menjadi terobosan baru di dunia kedokteran. Mekanisme Ribonucleic Acid interference (RNAi) bakal menjadi cara jitu untuk membungkam banyak penyakit, yang disebabkan oleh protein dan produk-produk sel yang bersifat merugikan, baik karena sifatnya yang merusak atau menjadi bagian dari proses perkembangbiakan virus.

RNAi tidak melakukannya dengan memberangus sel layaknya pengobatan konvensional. Tidak juga dengan membunuhi gen yang bertanggung jawab atas produksi protein ganas itu. Caranya?

Ada baiknya memahami lebih…

Keywords: -

---

Foto Terkait