MARKAS JAMAAH ISLAMIYAH DI PABRIK SUSU?

Edisi: 42/31 / Tanggal : 2002-12-22 / Halaman : 26 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Zulkifli, Arif , Dewi, Tjandra , Rosyid, Imron


RUMAH itu sehari-hari dipakai sebagai pabrik susu kedelai. Terletak di perkampungan pedagang batik di Desa Sayangan Kulon, Solo, Jawa Tengah, bangunan tua dengan dinding hijau muda itu sudah pudar warnanya. Luasnya tak seberapa: hanya 40 meter persegi dan disekat ke dalam dua ruangan. Di beberapa bagian dinding, jamur tumbuh berbunga-bunga.

Tapi sore itu, Selasa pekan lalu, bangunan itu mendadak tersohor. Para wartawan berkerumun. Polisi memasang garis kuning tanda larangan melintas. Sebelumnya, dalam sebuah penggerebekan, di sana aparat menemukan dokumen yang mengindikasikan aktivitas Jamaah Islamiyah (JI)—yang dicurigai mendalangi sejumlah aksi pengeboman di Indonesia dan memiliki hubungan dengan Al-Qaidah, organisasi yang dikaitkan dengan teror WTC di New York, Amerika Serikat, 11 September 2001.

Dokumen yang ditemukan polisi bisa bikin dahi berkernyit. Di antaranya sejumlah buku berjudul Pedoman Umum Jamaah Islamiyah, Pembentukan Sikap Dasar Jamaah Islamiyah, Laporan PTA Zamuk Dauroh I dan II, Islamic Military Academy Jamaah Islamiyah, The Terrorist Handbook, Cara Membuat Bom, Cara Membuat Racun, dan beberapa buku tentang militer lainnya.

Di sebuah ruangan, aparat juga menemukan dokumen tentang struktur organisasi JI tanpa nama personel. Di sana disebutkan jabatan paling atas dalam lembaga itu disebut markaz. Di bawahnya ada mantiqi, wakalah, qirdas, dan fi'ah (sel). Selain itu, polisi juga menemukan peta topografi beberapa wilayah di Surakarta seperti Kartasura, Jumapolo, Karanganyar, dan Klaten. "Ada indikasi rumah ini merupakan pusat pengendalian dan operasi JI di Indonesia," kata Kepala Kepolisian Wilayah Surakarta, Komisaris Besar Hasyim Irianto. "Rumah ini juga dijadikan sebagai tempat rapat mereka."

Polisi yakin, inilah bukti paling anyar tentang gerakan Jamaah Islamiyah di Indonesia. Sebelumnya, ihwal ada tidaknya kumpulan gerakan Islam radikal itu tak pernah jelas dan menjadi sumber silang pendapat. Kini polisi memastikan organisasi yang dicap PBB sebagai gerakan teroris ini benar-benar ada.

Tapi, tak seperti namanya yang kondang, Jamaah Islamiyah Solo bermukim di sebuah pabrik susu dalam rumah reot. Bangunan itu milik keluarga Puspowiyoto, seorang warga Desa Sayangan Kulon. Semula bangunan itu dijadikan pabrik batik oleh keluarga tersebut. Namun, setelah Puspowiyoto meninggal…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…