Abdul Aziz: "saya Sangat Ngeri Melihat Korban Bom Bali"

Edisi: 42/31 / Tanggal : 2002-12-22 / Halaman : 30 / Rubrik : LAPUT / Penulis : , ,


Ternyata, gurauannya itu tanpa batas. Saat I Made Mangku Pastika, yang tiba-tiba masuk ruang pemeriksaan, Aziz pun mengguyoni Ketua Tim Penyelidik Bom Bali itu. Dia menjawab pertanyaan Pastika dengan bahasa Bali. Kamar pemeriksaan pun kembali bergemuruh. Dari manakah dia mengumpulkan kata-kata itu? "Dia itu pintar sekali, daya tangkap dan ingatannya luar biasa. Hanya dengan sekali mendengar, dia langsung bisa ingat," kata seorang sumber yang sering mengikuti pemeriksaan.

Soal kecerdasannya memang bukan menjadi kabar baru dari ayah empat anak itu—hasil dari pernikahannya dengan Zakiah Dradjad, delapan tahun silam. Kecerdasannya itu setidaknya terpancar dari sorot mata. Selama pemeriksaan, sorot matanya tetap tajam. Matanya bagaikan mesin pemindai ketika membaca kembali berkas berita acara pemeriksaan yang dilakukan beberapa hari sebelumnya di Jakarta. Sekejap, puluhan pertanyaan plus jawabannya sendiri itu lumat dibacanya. "Ya, saya tidak akan mengubahnya," katanya kepada polisi yang memeriksanya.

Setelah itu, ia menyerahkan berita acara pemeriksaan yang belum selesai itu kepada tim pengacaranya. Aziz langsung menjabat erat sambil menggumamkan sebaris doa dalam bahasa Arab. Cara berjabatnya unik. Setelah bersalaman, dia langsung menggenggam tangan lawannya persis seperti dalam permainan panco. Selama dalam pemeriksaan, dia tidak menolak panggilan Imam Samudra, meski dalam beberapa pemeriksaan sebelumnya dia menyatakan lebih suka dipanggil dengan Abdul Aziz—yang menurut dia merupakan pemberian dari orang tuanya.

Mendekam di dalam tahanan sejak ditangkap di Merak, Banten, pada 21 November, membuat kulit Aziz terlihat putih dan bersih. Selain itu, masih menurut sumber ini, penampilan Imam kali ini terlihat lebih ramping. "Saya tengah menjalani puasa Syawal," katanya. Malah, ia akan melanjutkan dengan puasa seperti Nabi Daud, yakni berpuasa penuh selama 40 hari.

Satu hal yang membuatnya gelisah adalah ia tidak memiliki akses terhadap bacaan. Sumber TEMPO bilang, Abdul Aziz sempat meminta pada keluarganya untuk dibawakan Al-Quran tafsir Ibnu Qatsir, sebanyak empat jilid. Namun, polisi yang memeriksanya tidak mengizinkan hal itu. Kenapa? Dikhawatirkan, setelah membaca buku ini Abdul Aziz bisa menghilangkan diri….

Kondisi sel tempat penahanannya sendiri terlihat memprihatinkan. Aziz dikurung dalam sebuah ruangan kecil berukuran 2x3 meter.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…