Salim Jadi Penumpang Gelap, Benarkah?
Edisi: 42/30 / Tanggal : 2001-12-23 / Halaman : 108 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Taufiqurohman, M. , Setiawan, Iwan , Prabandari, Purwani D.
PT Holdiko Perkasa benar-benar sedang cuci gudang. Waktu yang dipilih juga tepat, yakni dua bulan sebelum tutup tahun. Ada sembilan perusahaan di bawah naungan Holdiko yang dilepas Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sejak awal November lalu. Bahkan dalam sepekan terakhir BPPN berhasil menjual tujuh aset yang dikelola Holdiko senilai Rp 4 triliun.
Penjualan perusahaan Holdiko itu, yang merupakan sebagian dari sejumlah perusahaan yang diserahkan Grup Salim ke BPPN sebagai agunan, memang sangat gencar. Berturut-turut BPPN melepas Indosiar Visual Mandiri dan Indomobil kepada pemilik baru yang sama sekali tidak berkiprah di bidang pertelevisian ataupun permobilan. Hal ini terkesan mencolok dan membuat khalayak bertanya-tanya.
Kalangan yang lebih mengetahui berpendapat bahwa pelepasan aset yang tergesa-gesa itu sulit dihindari karena tahun ini BPPN dibebani target untuk mengisi kas negara Rp 27 triliun. Dengan manuver cuci gudang, target itu tampaknya bisa dicapai. Berbeda dengan privatisasi badan usaha milik negara (BUMN), yang sampai Sabtu pekan lalu hanya mem-berikan kontribusi Rp 3,1 triliuntak sampai separuh dari target yang Rp 6,5 triliun.
Alasan pelepasan aset itu memang cukup kuat, tapi aroma tak sedap tetap saja mengambang di seputar penjualan anak perusahaan Holdiko Perkasa tersebut. Rumor di pasar modal menyebutkan, perusahaan-perusahaan eks Salim kabarnya dibeli oleh Salim sendiri. Ada sejumlah indikasi yang menunjukkan betapa Salim berusaha menguasai kembali asetnya (105 perusahaan) yang diserahkan ke pemerintah untuk agunan bagi utangnya senilai Rp 52,5 triliun. Penjualan 49 persen saham pemerintah di Indosiar Visual Mandiri, misalnya, dimenangi oleh TDM Asset Management, yang baru berdiri Maret silam. Modal perusahaan ini jelas tidak bisa mengimbangi nilai saham pemerintah di Indosiar sebesar Rp 775 miliar. Demikian pula pelepasan 72,63 persen saham pemerintah di Indomobil seharga Rp…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…