Rumahku, Baja yang Menjulang

Edisi: 15/32 / Tanggal : 2003-06-15 / Halaman : 114 / Rubrik : ART / Penulis : W.S., Endah, ,


RUMAH tiga lantai itu seperti rumah belum jadi. Rangka bajanya telanjang. Dinding batakonya tidak terplester semen. Sebagian dindingnya bahkan hanya ditempeli lempengan aluminium. Lantai dasarnya seperti tak bertepi, karena hampir seluruh dindingnya terbuat dari kaca. Sungguh, sosok yang sangat kontras di lingkungan perumahan KPR-BTN di kawasan Pondok Gede, Jakarta Timur ini.

"Rumah ini lebih mirip pabrik." Basriyanti, penghuni rumah itu, mengakuinya, tapi dengan nada bangga ketimbang pasrah. Pekan lalu, lebih dari setahun, ia hidup bersama suaminya, Sugiharto, dan tiga anaknya di sebuah bangunan kaku yang—bahkan—oleh para tetangganya dijuluki "rumah besi" itu.

Rumah Basriyanti mungkin seperti sosok Si Bongkok dari Notre Dame karya Victor Hugo: di luar kelihatan tak menyenangkan, di dalam sebuah taman menyejukkan. Ruang yang tersedia lumayan melimpah. Ketiga anaknya punya kamar tidur dan ruang bermain. Dan ruang tidur utamanya pun luas. Itu pun masih ditambah ruangan multifungsi nan lapang di lantai dasar. Ruangan itu sehari-hari berfungsi sebagai…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

B
Bunuh Diri Ekologis
2007-10-28

Dengan ruang terbuka hijau hanya seperlimabelas luas total, jakarta sering tenggelam oleh hujannya sendiri. padahal,…

M
Menjaga Titipan Anak-Cucu
2007-10-28

Gerakan warga memperbaiki lingkungan dilakukan karena pemerintah dinilai tidak berbuat cukup. kini mereka telah menikmati…

M
Mengutamakan Bentuk Komunitas
1992-09-26

Sembilan proyek arsitektur mendapat penghargaan aga khan. di antaranya proyek kali code, yogya, karya arsitek…