Dari Cikeas Menembus Smack Down

Edisi: 41/35 / Tanggal : 2006-12-10 / Halaman : 88 / Rubrik : TV / Penulis : Suseno, ,


IA datang dengan menenteng se-buah topeng. Ini penampilan khasnya di ajang SmackDown yang pernah ia geluti di Hawaii, Amerika.

Ia masih mengenakan topeng saat diajak berbincang-bincang di studio SCTV, tapi segera mencopotnya saat dimintai tanggapan tentang banyaknya korban yang berjatuhan akibat meniru adegan kekerasan tayangan SmackDown. ”Saya copot saja topeng saya. Nggak apa-apa ketahuan,” katanya.

Pria bertopeng itu bernama Dimas Soeyono, 29 tahun. Ayah satu anak yang tinggal di bilangan Cikeas, Bogor, itu adalah satu-satunya orang Indonesia yang pernah tampil di arena gulat bebas Amerika. ”Empat tahun saya bergabung dengan IXWF dan setahun di HCW,” katanya.

HCW yang dimaksud Dimas adalah Hawaii Championship Wrestling, pertunjukan sejenis SmackDown yang ada di Hawaii. IXWF singkatan Island Xtreme Wrestling Federation.

Kisah panjang dilalui Dimas untuk bisa berlaga di atas ring. Putra kedua pasangan Letnan Jenderal (purn.) Soeyono dan Sri Budhi Mintorosasi ini sudah menggemari dunia gulat sejak masih duduk di sekolah dasar. ”Kebetulan ada parabola di rumah, jadi bisa lihat siaran televisi luar,” katanya. Sejak itulah ia sering membayangkan menjadi salah satu tokoh dalam pertunjukan yang dulu bernama World Championship Wrestling itu.

Selepas SMA di Bandung pada 1996, Dimas melanjutkan kuliah ke Hawaii Pacific University, Honolulu. Saat itu usianya baru 19 tahun. Di sini ia semakin akrab dengan hiburan yang dipenuhi adegan kekerasan itu. Bukan hanya lewat televisi, ia pun…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Maria Mercedes
1994-05-14

Maria mercedes, opera sabun dari meksiko digemari pemirsa televisi di indonesia. tayangan sejenis banyak diminati…

R
Ruang Keluarga
1994-04-30

Televisi mendominasi ruang keluarga. tayangannya mendapat sambutan negatif-positif. layar kaca ini dianggap bisa membodohi pemirsa,…

B
Berita dan Pemirsa
1994-05-28

Siaran berita televisi mempengaruhi pemirsa. persoalannya, acara itu nilai obyektifitasnya tidak lagi ditentukan oleh dirinnya…