Raam Punjabi: "Tiket Utama untuk Sinetron Adalah Wajah Cantik"

Edisi: 45/29 / Tanggal : 2001-01-14 / Halaman : 56 / Rubrik : LAY / Penulis : , ,


DIA dijuluki Raja Sinetron. Suka atau tidak, produksi Multivision Plus, rumah produksi yang didirikannya 11 tahun silam, berkibar-kibar di hampir setiap stasiun televisi. Suka atau tidak, sinetron produksinya selalu mencapai rating dua digit alias banyak penontonnya. Tentu para penonton Indonesia sudah mafhum bahwa produksi Multivision punya karakter yang bisa dikenal secara sekilas: pemakaian bintang-bintang cantik dan tampan (yang belum tentu memiliki kemampuan akting), tema cerita yang berkisar pada drama cinta rumah tangga, karakter yang selalu hitam-putih secara ekstrem (menantu yang jahat atau ibu tiri yang sadistis), lokasi yang memaparkan kemewahan versus kemiskinan yang ekstrem, dan durasi penayangan yang berkepanjangan karena disukai pemirsanya.

Di antara para kritikus film, sinetron, dan para sineas lainnya, sinetron produksi Raam sudah jelas karakternya: sebuah industri. Tapi, Raam tahan banting atas caci-maki dan kritikan yang meluncur.

Lahir di Surabaya, 57 tahun silam, Raam Jethmal Punjabi mengaku sinema sebagai dunianya sejak ia berusia delapan tahun karena ia gemar keluar-masuk gedung bioskop di Surabaya. "Sejak kecil saya memang bercita-cita menjadi produser film," kata Raam. Berawal sebagai importir film, Raam berhasil mewujudkan impiannya lewat PT Panorama Film, pada 1971, yang memproduksi film Cinta dengan memasang pasangan idola kala itu, Sophan Sophian dan Widyawati. Geliat bisnisnya pun tak terbendung. Selama 17 tahun ia memproduksi 100 judul film layar lebar. Pada dasawarsa 1980, dengan bendera Parkit Film, Raam sukses mengeksploitasi komedi slapstik trio Warkop DKI (Dono, Kasino, Indro), yang biasa didampingi gadis cantik bertubuh seksi.

Ketika perfilman Indonesia luluh-lantak, di akhir 1989, Raam banting setir masuk ke bisnis sinetron dengan investasi Rp 250 juta. Kini rumah produksinya sudah menghasilkan 9.000 jam sinetron (dia lupa jumlah judul dan jumlah episodenya). Saat ini saja, tak kurang dari 12 judul sinetron produksi Multivision Plus setiap pekan mengalami kejar tayang di lima stasiun televisi. Akibatnya, ban berjalan produksi sinetronnya dari hari ke hari mengalir dari satu episode ke episode berikutnya. Inilah industri kerajaan Multivision Plus.

Sejak itu, sinetron Melayu mengisi ruang keluarga penonton televisi Indonesia, dari kekonyolan komedi Warkop DKI hingga soap opera ala…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Saat Perempuan Tak Berdaya
2007-12-16

Tidak ada senyum, apalagi keceriaan. tidak ada pula musik yang terdengar di film ini. dari…

P
Perjamuan Da Vinci
2006-05-28

Bermula dari novel, lalu bermetamorfosis ke dalam film. di kedua bentuk itu, the da vinci…

Y
YANG KONTROVERSIAL
2006-05-28

Dan brown mengemukakan teori bahwa yesus mempercayai maria magdalena sebagai pemangku ajaran kristiani yang utama,…