Gubernur Dki Jakarta Sutiyoso: saya Tak Tanggap? Itu Penilaian Subyektif
Edisi: 50/30 / Tanggal : 2002-02-17 / Halaman : 24 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Sudarsono, Gendur , Budi, Johan , Laksmini, Gita W.
Lahir di Semarang 6 Desember 1944, Sutiyosopangkat terakhirnya mayor jenderal TNImemang dikenal sebagai figur kontroversial. Banyak kebijakannya yang memancing polemik: mempersilakan tukang becak masuk Jakarta untuk kemudian mengusirnya, menggagas pembangunan patung pahlawan di jalan-jalan utama, membelikan anggota DPRD mobil, juga perseteruannya dengan pemerintah Bekasi mengenai tempat pembuangan sampah di Bantargebang.
Kamis pekan lalu, Sutiyoso menerima Gendur Sudarsono, Johan Budi S.P., dan Gita W. Laksmini dari TEMPO, di ruang kerjanya, Gedung Balai Kota, Jakarta Pusat, untuk membahas kebijakannya soal banjir. Gubernur yang tujuh bulan lagi berakhir masa jabatannya ini menjawab semua pertanyaan dengan santai. Petikannya:
Anda mengatakan banjir tahun ini se-bagai musibah yang mengejutkan. Bukankah kita semua tahu bahwa peringatan bakal datangnya bencana banjir sudah ada lama sebelumnya?
Sekalipun kita sudah tahu, kita tidak mampu karena biayanya begitu besar. Lebih dari itu, banjir kemarin memang besar sehingga perlu penanganan yang lebih dari biasanya.
Untuk mencegah banjir di Jakarta, pembangunan kanal di timur kota pun tidak cukup. Padahal itu cuma rencana mikro DKI. Belum lagi kita harus mengacu pada rencana makro pemerintah yang meliputi Jabotabek.
Mesti diingat, 13 sungai yang melewati Jakarta itu datangnya dari selatan. Kalau pembangunan di sana tidak dikendalikan, ya percuma juga. Vila di Puncak, misalnya, jumlahnya begitu banyak. Di Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang, realestat juga banyak sekali.
Bukankah ada yang namanya Badan Koordinasi Pembangunan Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi)?
Kita tidak bisa menyalahkan, kepentingan setiap daerah itu berbeda. Kalau saya bicara ke Pemerintah Depok, Bekasi, dan Tangerang agar tidak melaksanakan pembangunan di daerah yang dekat…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…