Hidup Makin Mudah (dan Boros) Dengan Kartu Plastik?

Edisi: 27/29 / Tanggal : 2000-09-10 / Halaman : 89 / Rubrik : PWR / Penulis : M., Rusdi , ,

Menuju Masyarakat tanpa Uang Tunai?

Cita cita itu, yang bisa menghemat biaya pencetakan uang, masih jauh. Cuma, kenaikan jumlah kartu kredit mengesankan, dari 150 ribu sepuluh tahun lalu menjadi tiga juta kini.

MASIH saja orang berduit disebut berkantong tebal. Padahal, sejak Diners Club memperkenalkan kartu kredit pada 1973, yang berduit cukup mengantongi sekeping kartu plastik untuk bisa membeli apa saja.

Kini, jumlah yang berkantong tipis karena hanya menyimpan kartu plastik makin besar. Sepuluh tahun lalu, asosiasi kartu kredit mencatat ada 150 ribu pemegang kartu yang dikeluarkan oleh sekitar 10 bank. Kini, menurut dugaan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), tak kurang dari tiga juta orang punya kartu plastik.

Kemudahan dan akses. itulah kata kunci mulai maraknya kartu kredit belakangan ini. Kartu plastik pas masuk dompet itu, bila dikeluarkan oleh bank yang dikenal bonafide, lalu si pemegang tak punya masalah selama berkartu kredit, memang ditanggung mempermudah si empunya melakukan pembayaran apa pun. Kata kunci kedua--masih perlu penelitian--berhubungan dengan meningkatnya minat orang untuk melakukan surfing di internet. Kita tahu, transaksi di internet (e-commerce, e-business, atau sekadar langganan situs tertentu) lebih dari 95 persen kalau tidak malah 100 persen--memerlukan kartu kredit.

Perbankan tampaknya mencium kecenderungan baru ini dengan cepat. Lihat saja, beberapa bank kini agresif menawarkan produk kartu kreditnya--setelah dunia…

Keywords: -

---

Foto Terkait