Abdurrahman Wahid: "Kalau Saya Menang, Mega Sebaiknya Oposisi"

Edisi: 33/28 / Tanggal : 1999-10-24 / Halaman : 22 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Muryadi, Wahyu , Prasetya, Adi ,


Jumat pekan lalu Gus Dur berziarah ke makam ayahnya, dan esoknya ia sudah bertandang ke rumah Siti Hardijanti Rukmana, putri sulung bekas presiden Soeharto. "Anda jangan bayangkan saya mau macam-macam sama Mbak Tutut. Cuma menengok saja, sambil gojekan begini," kata Gus Dur, seraya mengunyah jajan pasar dan risoles. Dalam pertemuan sejam itu, Gus Dur tak kesampaian bertemu Pak Harto, yang kata Tutut harus dihindarkan dari beban politis yang memberatkan pikiran.

Selepas dari rumah Tutut di kawasan Menteng, Jakarta, Kiai Ciganjur itu langsung melesat ke bandara. Ia terbang ke negeri jiran, Malaysia, memenuhi undangan Ustad Asyhari Muhammad, figur sentral gerakan Darul Argam-yang menjadi tahanan rumah pemerintahan Perdana Menteri Mahathir Mohamad. "Dia baru saja bermimpi ketemu Nabi (Muhammad), lalu menyampaikan pesan-pesan penting untuk saya," kata Gus Dur kepada Wahyu Muryadi dari TEMPO, yang kemudian mewawancarainya panjang lebar seputar masalah kepresidenan. Bahan lainnya juga dikumpulkan reporter Adi Prasetya saat interviu dalam berbagai kesempatan. Petikannya:

Anda dulu ziarah ke makam kakek, Mbah Hasyim Asy'ary, tapi kini ke kubur ayah. Apa maknanya?

Di sana yang paling sepuh (tua) kan Mbah Hasyim. Itu sudah katut kabeh (tercakup semuanya), wa alaalihi wasahbihi. Tapi belakangan ada yang ngasih tahu, bapak juga harus diziarahi. Makanya saya balik lagi. Menurut penafsiran saya, dengan begitu saya pindah fase, dari perjuangan dengan kekuatan rakyat ke arah perjuangan pemerintahan. Bapak saya kan orang pemerintah (bekas Menteri Agama RI pertama). Itu tanda bahwa saya mulai masuk ke bidang pemerintahan.

Anda melihat ada isyarat apa di sana?

Saya enggak bisa melihat sendiri. Tapi orang yang tahu bilang, itu tadi ketok (kelihatan) ibu saya yang sumringah (berseri-seri). Ya, gupuh (terperangah), anaknya datang. Jare ono kaji nggowo gulo asem (katanya ada haji membawa gula asam). Saya disambut keroyokan.

Berarti Anda…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…