Sebuah Seni Tari Bernama 'sen'
Edisi: 31/28 / Tanggal : 1999-10-10 / Halaman : 88 / Rubrik : TAR / Penulis : Danarto, ,
SECOND JOURNEY
Penari: Sen Hea Ha, Erica Rebollar, Carol McDowell, Zahava Weiss, Eko Supriyanto, dan STSI Surakarta
Tempat: Teater Utan Kayu, Jakarta
SENI pertunjukan tari kontemporer banyak kekurangannya. Di antaranya, boleh dikata penampilan tari tunggal tak pernah muncul. Apa pasal? Karena berat syaratnya. Untuk menari sendirian di pentas, penari dituntut memiliki tubuh tahan banting, pola koreografi yang andal, dan penguasaan psikologis penonton. Menari sendirian selama lima menit saja perlu dibekali pengetahuan tentang peta tubuh sendiri secara detail. Dalam tari tradisi, tari tunggal justru dikenal. Tari tunggal ternyata lebih banyak untuk pria, semacam Gambir Anom, Klana Topeng, dan Gatutkaca Gandrung (Gatutkaca jatuh cinta).
Pada 1980-an, pernah muncul Sardono W. Kusumo yang menari tunggal dalam 10 Menit di Borobudur. Sejauh ini, seni-begitu…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Diversions: Khas, Cerdas, dan Nakal
1994-02-05Sedang tumbuh di eropa grup-grup tari kelompok kecil. salah satunya yang datang di jakarta pekan…
Yang Terbebani dan Tak Terbebani Tradisi
1994-01-29Sembilan penata tari pemenang lomba tari dinas kebudayaan dki jakarta mementaskan karya masing-masing di tim.…
Baguru ka Alam Tradisi
1994-06-04Untuk ke sekian kalinya gumarang sakti diundang dalam festival internasional. tak salah pendekatan gusmiati pada…