Pengakuan Sapuan Dan Misteri Suwondo
Edisi: 13/29 / Tanggal : 2000-06-04 / Halaman : 18 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Dharmasaputra, Karaniya , Budiyarso, Edy , Kuswardono, Arif
DIA tipe orang yang pendiam. Tulisan tangan Sapuan justru bicara lebih banyak. Kamis pekan lalu, beberapa jam sebelum ditahan polisi Metro Jaya, dia menuliskan pengakuannya di depan penyidik independen. Pengakuan yang membuat gempar.
Dalam catatannya sepanjang lima halaman itu, dia tidak hanya mengukuhkan pembobolan dana Yayasan Bina Sejahtera (Yanatera) Bulog senilai Rp 35 miliar, tapi juga mengungkap keterlibatan sejumlah nama di lingkaran dalam Presiden Abdurrahman Wahid.
Wakil Kepala Bulog Sapuan tak mau masuk bui sendirian.
Ketika skandal ini pertama-tama meruap sebulan lalu, memang ada dua hal penting yang kala itu menjadi misteri. Pertama, kenapa Sapuan berani dan mau mencairkan dana Rp 35 miliar itu? Kedua, siapakah penerima dana, dan untuk keperluan apa?
Meski belum seluruhnya jelas, pengakuan Sapuan memberi satu indikasi bahwa nama Presiden Abdurrahman Wahid tersangkut sejak awal.
Semua kisah bermula pada Januari-masa genting dalam peralihan pemerintahan dari B.J. Habibie ke Abdurrahman Wahid. Sapuan, yang berambisi naik ke kursi Kepala Bulog, mencari akses ke Istana. Melalui perantaraan Suwondo, juru pijat kepresidenan, Sapuan bertemu Presiden Wahid di istana pada 7 Januari. Adanya pertemuan itu diperkuat oleh kesaksian Soleh Sofyan, staf Sapuan yang ikut datang ke istana. Presiden, kata Sofyan, ditemani oleh Kepala Biro Protokol, Wahyu Muryadi.
Pada kesempatan itulah, menurut Sapuan, Presiden meminta separuh dari Rp 370 miliar "dana taktis" Bulog dipakai untuk membiayai penyelesaian masalah Aceh. Mengetahui bahwa ini demi kepentingan negara, Sapuan menyarankan agar Wahid mengeluarkan keputusan presiden untuk memakai dana tadi. Namun, dari Suwondo, Sapuan mengetahui bahwa Presiden Wahid menolak gagasan membuat surat keputusan. Dan soal itu menggantung begitu saja.
Namun, hanya beberapa hari kemudian, Suwondo mendatangi Sapuan dan mengatakan Presiden minta dicarikan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…