Musim Panen Film Horor
Edisi: 49/35 / Tanggal : 2007-02-04 / Halaman : 59 / Rubrik : LAY / Penulis : Suriaji, Yos Rizal, Fadjar, Evieta, Dewanto, Andi
Inilah yang membikin para produser film kini ramai-ramai menggarap film horor. Cukup dengan menggunakan perekam video, berlokasi di satu atau dua tempat, dengan pemain yang berjumlah sedikit dan tak perlu terkenal, maka jadilah sebuah film dengan anggaran rendah dan meraup untung tinggi.
Kenapa masyarakat Indonesia senang betul dengan film horor? Benarkah film horor Indonesia mutakhir tak lagi meminati tema-tema mistik seperti Ratu Pantai Selatan dan Nyi Blorong? Sejauh mana film horor Hollywood, Jepang, dan Korea memberi pengaruh? Tempo menuliskannya untuk Anda.
PLANET Hollywood, pertengahan November 2006, menjelma menjadi Planet Hantu. Pemutaran perdana film Bangku Kosong diisi dengan belasan remaja berseragam sekolah yang berambut acak-acakan dan dengan eye shadow tebal. Mereka memasang wajah yang bermaksud seram, tapi malah jadi lucu.
Di luar bioskop, sebuah mobil ambulans menunggu. Mobil ini dilengkapi dengan tim paramedis segala. Tim tersebut bertugas merawat penonton yang, siapa tahu, âterguncangâ setelah menonton film horor garapan sutradara Helfi Ch. Kardir itu.
Apa iya memang ada penonton yang kemudian tiba-tiba pingsan lantaran ketakutan lalu dibawa ke ambulans? Ya jelas nggak lah! Sebagian penonton malah keluar dari pintu bioskop terkikik-kikik.
Starvision, produser film ini, tampak percaya diri dengan gayanya berpromosi itu. Ada suasana horor yang diciptakan di pintu masuk, lalu ada âpertolongan medisâ di pintu keluar. Mereka, dalam catatan produksi, juga berpromosi bahwa Bangku Kosong bukan horor biasa yang dangkal dan masuk kategori kelas dua. âDijamin bangku bioskop tak kosong,â demikian tulisan poster film ini.
Mereka juga menawarkan cerita yang diambil dari kisah nyata, yaitu tentang sebuah sekolah di Jawa Barat yang membiarkan satu bangku di salah satu kelas tetap kosong, dan cerita tentang fenomena kesurupan massal yang pernah terjadi di sebuah sekolah pada awal tahun lalu. Tapi, selama hampir satu setengah jam pemutaran, sama sekali tak ada penggambaran kesurupan massal dalam film. Hanya satu orang, yaitu tokoh utama dalam film, Dinda, yang kesurupan lantaran menempati bangku kosong yang ternyata milik sesosok hantu.
Dalam film ini, kualitas akting para pemain mudanya, yang dikenal sebagai model iklan, buruk. Setiap kali memerankan adegan ketakutan, misalnya, Aditya Putri yang berperan sebagai Dinda seperti terserang sesak napas atau asma. Aduh.⦠Satu-satunya hal yang sukses adalah Bangku Kosong memenuhi bualan poster mereka: bangku bioskop benar-benar tak kosong.
Sampai awal Januari lalu, menurut Helfi Ch. yang mengutip dari data bioskop 21, jumlah penonton filmnya telah mencapai 843 ribu orang. âMasih ada penambahan, karena masih diputar di bioskop di daerah,â katanya. Ini belum termasuk calon penonton di negeri jiranâMalaysia dan Singapuraâyang baru akan menonton mulai awal tahun ini.
Bangku Kosong hanya satu contoh betapa tak ada korelasi langsung antara mutu cerita yang rendah, akting pas-pasan, garapan visual yang minimal, dengan jumlah penonton. Film Bangku Kosong, juga film-film horor Indonesia yang belakangan ini diputar di bioskop, telah dilahap dengan amat rakus oleh penonton kita. Praktis hanya Km 14 yang jeblok di pasar, ditonton kurang dari 100 ribu orang. Sele-bihnya laris manis.
Rumah Pondok Indah yang diputar pada awal tahun lalu, misalnya, mencatat jumlah 700 ribu penonton; Lentera Merah yang disutradarai…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Saat Perempuan Tak Berdaya
2007-12-16Tidak ada senyum, apalagi keceriaan. tidak ada pula musik yang terdengar di film ini. dari…
Perjamuan Da Vinci
2006-05-28Bermula dari novel, lalu bermetamorfosis ke dalam film. di kedua bentuk itu, the da vinci…
YANG KONTROVERSIAL
2006-05-28Dan brown mengemukakan teori bahwa yesus mempercayai maria magdalena sebagai pemangku ajaran kristiani yang utama,…