Di Balik Pencopotan itu

Edisi: 09/29 / Tanggal : 2000-05-07 / Halaman : 19 / Rubrik : LAPUT / Penulis : D, Karaniya , Riyanto, Agus S. , Manggut, Wenseslaus


JANGAN coba-coba merunut logika Presiden Abdurrahman Wahid mengganti kabinet. Orang boleh mengajukan sejuta analisis politik nan canggih. Tapi, menurut seorang kalangan dalam istana, dari langitlah keputusan kontroversial itu berawal.

Syahdan, ada dua ziarah kubur penting yang dilakukan Gus Dur sebelum hatinya mantap mengganti Laksamana Sukardi dan Jusuf Kalla, pekan lalu. Yang pertama adalah kunjungannya ke makam raja-raja Mataram di Imogiri, Yogyakarta, 21 April lalu. Abdurrahman rupanya merasa perlu meminta maaf karena alpa telah mengenakan batik bermotif kawung gajah, yang cuma boleh dikenakan kaum raja diraja.

Perjalanan penting lain berlangsung keesokan harinya. Seusai menghadiri apel Banser di Surabaya, seseorang datang mengabarkan mimpinya. Almarhum Kiai As'ad Syamsul Arifin, seorang ulama legendaris Nahdlatul Ulama, menurut mimpi itu bertanya kenapa Abdurrahman Wahid tak pernah mengunjunginya. Kontan, dengan tiga helikopter, rombongan Presiden terbang ke Situbondo.

Walhasil? "Setelah dari sana, hatinya mantap, pikirannya terang," kata sumber TEMPO itu. Berbekal penerangan batin itulah Presiden Wahid lalu menggunakan hak prerogratifnya. Keputusan, penuh, diambilnya sendiri. Yang lain, termasuk Wakil Presiden Megawati Sukarnoputri, baru diberi tahu belakangan.

Abdurrahman mencoba lebih rasional ketika menjelaskan alasan perombakan itu ke publik: soal kekompakan. Laksamana dan Kalla dia nilai tak bisa bekerja sama dengan Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan, dan Industri Kwik Kian Gie serta Menteri Keuangan Bambang Sudibyo.

Tapi itu tetap tak membantu. Senayan kembali bergolak pekan lalu. Reaksi keras-meski naga-naganya tak bakal sampai ke tindakan menarik diri dari kabinet-datang dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Golkar, dan juga Poros Tengah. "Dengan pandangan sekelebatan pun, orang tahu ada sesuatu yang aneh," kata Ketua MPR Amien Rais. Pasar pun bereaksi negatif. Dua hari setelah pengumuman pergantian, rupiah langsung terjun bebas ke nilai terendah dalam tujuh bulan terakhir. Kacakapan dan integritas pengganti mereka, Rozy Munir (sebelumnya Sekretaris Menteri Negara BUMN) dan Letnan Jenderal (Purnawirawan) Luhut Binsar Panjaitan (Duta Besar RI untuk Singapura), diragukan banyak kalangan.

Dari mancanegara, nada keras di antaranya datang dari tanggapan Profesor Jeffrey Winters, Indonesianis dari Northwestern University. Menurut dia, pemecatan Laksamana dan Kalla-disebutnya sebagai figur yang jujur-atas tuduhan korupsi adalah sebuah ketidakadilan. Jenderal Wiranto saja, yang dituduh atas kejahatan kemanusiaan di Timor Timur, katanya lagi, bahkan mendapat perlakuan yang jauh lebih terhormat dari Presiden Wahid.

Pergantian ini memang bersaput kabut tebal. Sebelum melawat ke Afrika Selatan awal April lalu, Abdurrahman diketahui pernah meminta persetujuan Amien Rais, Akbar Tandjung,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…