Kejutan-kejutan H.b. Jassin

Edisi: 08/29 / Tanggal : 2000-04-30 / Halaman : 52 / Rubrik : LAY / Penulis : Dini, N.H. , ,


Oleh: N.H. Dini

SEJAK paruh pertama tahun 1950-an, saya sudah bersurat-suratan dengan H.B. Jassin. Tepatnya ialah sejak cerita pendek saya yang berjudul Pendurhaka dimuat di majalah Kisah 1).

Setiap kali majalah itu terbit, cerita yang dimuat di halaman depan mendapat sorotan. Artinya, cerita itu dikupas serta dibahas oleh Redaksi. Saya tidak tahu apakah mendapat sorotan juga berarti mendapat nilai tambah. Bagi saya, bila karya tulis saya diterbitkan, sudah sangat menyenangkan. Dan kesenangan itu beralasan dua hal, yaitu karena saya akan menerima honorarium. Ini amat saya butuhkan sebagai anak seorang janda tanpa santunan. Hal yang kedua ialah karena akan banyak orang yang membaca karangan saya. Setidak-tidaknya tulisan itu akan lebih tersebar daripada jika hanya saya bacakan di depan kelompok kami, Kuncup Seri, di Semarang. Karena itu, ketika Pendurhaka disorot oleh H.B. Jassin, saya tidak merasa diri istimewa.

Bagaimanapun, H.B. Jassin saya anggap sebagai warga sastra dari golongan senior yang patut dihormati, seperti halnya Asrul Sani, almarhum Chairil Anwar, atau Armjn Pane. Tetapi mereka hanya saya kenal melalui karya-karyanya. Sedangkan H.B. Jassin saya kenal melalui surat-menyurat.

Oleh sebab yang terakhir itulah, pada bulan Juli tanggal 31, mengikuti perkenalan saya dengan Saudara Jassin, dengan pertolongan seorang saudara di Jakarta, saya mengirim kartu ucapan selamat ulang tahun ditemani satu karangan bunga yang dibayar oleh paman saya.

Konon pengiriman bunga tersebut digunjingkan oleh para pengarang muda di Jakarta. Perbuatan tanpa pamrih itu ditafsirkan negatif oleh orang-orang yang berwawasan sempit. Mengirim hadiah kepada teman pada ulang tahunnya atau di saat-saat penting lainnya sudah membudaya dalam keluarga kami. Karena saya tidak tahu benda atau barang apa yang kemungkinan bisa dihargai penerimanya, saya menganggap karangan bunga sebagai pemberian yang netral, bahkan bagi penerima pria sekalipun. Sebab, keluarganya, lebih-lebih istrinya, tentulah menyukai bunga.

Untunglah saya tidak pernah menggubris omongan orang. Apalagi, dari kesukarelaan paman saya yang mau membayari harga pengiriman bunga tersebut, saya mengerti bahwa dia menyetujui perbuatan saya. Kemudian tiba masa liburan setelah ujian SLTP. Saya lulus dan sudah mendaftarkan diri ke SMA Sastra di Semarang. Paman mengundang saya agar melancong ke Ibu Kota. Dia mengirimkan biaya perjalanan. Memang, saya tidak bertemu dengan saudara-saudara sepupu saya, anak-anak Paman, selama sembilan tahun, yakni sejak pecahnya perang revolusi kemerdekaan. Paman sendiri sudah berkali-kali datang ke Semarang. Di kala dia dinas ke Jawa Tengah, dia selalu berusaha singgah ke kota kami untuk menengok kakaknya yang perempuan, yaitu ibu kami. Lalu, dari Semarang, dia terbang kembali ke ibu kota RI.

Saya berangkat ke Jakarta 2). Selain sebuah koper, saya juga membawa tas besar yang melulu berisi makanan, terutama buntil 3) dan bandeng. Yang pertama adalah kesukaan paman kami, sedangkan bandeng adalah kekhasan Kota Semarang. Sejak saya masih kecil, saya lihat bahwa siapa pun yang pergi ke luar kota, ibu selalu menyuruh dia membawa pindang ikan sebagai oleh-oleh, dibagikan kepada saudara-saudara atau teman. Di masa itu belum ada bandeng duri lunak. Tetapi, pindang bandeng yang gurih selalu dijual di Pasar Johar, tersedia dari pagi-pagi buta hingga sore.

Pada kesempatan kunjungan saya yang pertama-kalinya ke Jakarta itulah, saya juga bertemu Saudara Jassin bersama keluarganya di Jalan Siwalan Nomor Tiga. Dan tentu saja saya membawa…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Saat Perempuan Tak Berdaya
2007-12-16

Tidak ada senyum, apalagi keceriaan. tidak ada pula musik yang terdengar di film ini. dari…

P
Perjamuan Da Vinci
2006-05-28

Bermula dari novel, lalu bermetamorfosis ke dalam film. di kedua bentuk itu, the da vinci…

Y
YANG KONTROVERSIAL
2006-05-28

Dan brown mengemukakan teori bahwa yesus mempercayai maria magdalena sebagai pemangku ajaran kristiani yang utama,…