Rontok Habibie Disodok si Jempol?

Edisi: 23/28 / Tanggal : 1999-08-15 / Halaman : 18 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Muryadi, Wahyu , Zulkifli, Arif , Kuswardono, Arif A.


SUASANA rapat begitu tegang. Boleh dikata, hampir tak ada humor. Aroma kecurigaan meruap. Semua yang hadir, para petinggi partai Golkar, mulai saling pandang. Jarum jam menunjukkan hari sudah lepas tengah malam. Tik-tok jam dinding seperti berdetak lebih kencang dari biasanya. Sumber ketegangan tak lain heboh skandal Bank Bali, yang dijadikan agenda rapat di kantor partai runner up pemilu lalu, di Slipi, Jakarta, Kamis pekan lalu.

Tokoh utama yang dijadikan fokus bahasan adalah Setya Novanto, seorang pengusaha yang kebetulan menjadi Wakil Bendahara Golkar. Dalam rapat yang mirip arena persidangan itu, dibahas perkara "bisnis pribadi" Setya, dengan Djoko Soegiarto Tjandra, bos Grup Mulia, yang belum lama ini meraup duit komisi sekitar Rp 546,5 miliar, setelah sukses mencairkan piutang Bank Bali di BDNI, melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebesar Rp 904,6 miliar dari total tagihan Rp 1,2 triliun.

Masalahnya kian gawat ketika kasus merembet sampai ke akar Beringin, bahkan kantor Bina Graha. Gosip yang bertiup, sebagian dana bisnis perantara tadi masuk ke rekening partai yang mendapat 120 kursi hasil pemilu lalu itu. Disusul kecurigaan tak kalah hebat: digerujuk demi "perjuangan" tim sukses Habibie, yang tengah bersiap-siap bertarung dalam Sidang Umum MPR sebagai kandidat presiden mendatang. Jika benar terkumpul, duit itu, konon, akan dipakai sebagai amunisi untuk membeli kursi parlemen. Upaya ini makin penting mengingat Golkar tak lagi menjadi mayoritas tunggal, sebagaimana yang lalu-lalu.

Logika permainan kotor inilah yang mencuat ke mana-mana. Apalagi transaksi yang terjadi, kendati bisnis biasa, sarat dengan keganjilan (lihat "Sebuah Transaksi yang Mencurigakan"). Tapi semua dugaan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…