Buntut Naga Hijau Di Tahun Naga Emas
Edisi: 50/28 / Tanggal : 2000-02-20 / Halaman : 21 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Dharmasaputra, Karaniya , Kuswardono, Arif , Hakim, Jalil
KALENDER Cina menyebutkan tahun ini sebagai tahun naga emas. Entah kebetulan atau tidak, Presiden Abdurrahman Wahid kembali melontarkan ucapan yang kontroversial dan mengingatkan orang akan apa yang pernah disebut sebagai Operasi Naga Hijau. Itu terjadi sekitar tiga tahun lalu.
Sasaran tembak "rudal antarbenua" Abdurrahman kali ini adalah mantan panglima ABRI (1993-1998), Jenderal (Purn.) Feisal Tanjung. Tembakan itu diluncurkan Abdurrahman dari Vatikan, salah satu negara yang tengah dikunjunginya. Sabtu malam dua pekan lalu itu, ia mengungkap sebuah cerita seram ala roman spionase. Alkisah, beberapa tahun silam, nyawanya pernah diselamatkan Letnan Jenderal Wiranto, yang saat itu menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (1996-1998). Wiranto kala itu mengontaknya. Wiranto mengaku puyeng mendapat perintah dari Panglima Feisal Tanjung untuk melenyapkan Gus Dur dan Megawati Sukarnoputri. Setelah dicek langsung ke Istana, Soeharto-presiden saat itu-menyangkalnya. Dan Wiranto, yang menurut Abdurrahman "lebih percaya kepada Soeharto ketimbang Feisal", akhirnya urung "menarik pelatuk" untuk Gus Dur dan Mega.
Cerita Presiden Abdurrahman itu segera membuat Republik berguncang. Banyak yang ternganga. Sebagian percaya, sebagian lain melihatnya tak lebih sebagai dongeng ala Abdurrahman. Yang jelas, cerita ini mengingatkan orang pada awal 1997. Ketika itu, api rusuh baru saja melalap sejumlah daerah kantong NU di Situbondo dan Tasikmalaya. Sebagai Ketua Umum Pengurus Besar (PB) NU, Abdurrahman bersuara lantang tentang sebuah operasi rahasia bersandi Naga Hijau. Operasi ini dikecamnya bertujuan memojokkan warga nahdliyin dan menjungkalkannya dari kursi ketua umum PBNU. Saat itu, Panglima ABRI Feisal Tanjung, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Hartono (1995-1997), dan Kepala Staf Sosial Politik ABRI (1996-1997) Letjen Syarwan Hamid mati-matian membantah. Syarwan bahkan menuding NU telah kesusupan PKI.
Kini,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…