BULAN DI BERANDA, ANGIN SEPOI ...

Edisi: 38/21 / Tanggal : 1991-11-16 / Halaman : 68 / Rubrik : GH / Penulis : Cholid, Mohamad

Godaan memiliki rumah tradisional bisa menghinggapi siapa saja. Rumah Kudus
atau rumah Lampung, dalam keadaan terurai bisa diangkut dan dibangun lagi di
kawasan yang baru.

; PERNAH dikatakan oleh penyair dan dramawan W.S. Rendra bahwa rumah seorang
penyair ada di atas angin. Tentu saja itu bahasa simbolis. Dalam kenyataan
sehari-hari, Rendra, 56 tahun, memang tidak berumah di angin. Ia tinggal di
sebuah rumah panggung, yang arsitekturnya memungkinkan angin bebas lalu-lalang
serta mengimbaskan hawa sejuk pegunungan.

; Rumah panggung yang banyak ditemui di desa-desa di Lampung (Sumatera) itu
ditancapkan Rendra di kawasan Padepokan Bengkel Teater, sejak dua tahun silam.
Untuk mengangkutnya dari Lampung, Rendra menyewa dua truk. Tentu saja, sewaktu
diangkut, rumah itu dalam keadaan terurai. Untuk merakitnya kembali, enam
orang Lampung (kebetulan keturunan Jawa) didatangkan. "Ongkos seluruhnya,
dari membeli, membawa, dan mendirikan kembali, termasuk ongkos tukangnya,
total Rp 9 juta," kata Rendra.

; Harga itu tergolong murah, setidaknya untuk memanjakan hasrat memiliki rumah
asli dari pedalaman, yang kemudian bisa dihuni di kawasan dekat kota. Rumah
panggung milik Rendra ini terletak di Desa Cipayung, hanya 15 menit dari
Depok, Jawa Barat.

; "Pertimbangan ekonomi sangat penting buat saya. Dan mendirikan rumah ini
lebih murah dibandingkan dengan membangun rumah baru," Rendra menjelaskan.
Selain itu, menurut Rendra rumah panggung lebih sehat. "Tanah kita lembap.
Rumah di atas tiang dapat menghindari kelembapan tersebut. Lagi pula, lebih
mudah untuk mendapatkan angin." ;…

Keywords: -

---

Foto Terkait