Panel-Panel Yang Kehilangan Identitas

Edisi: 04/28 / Tanggal : 1999-04-05 / Halaman : 42 / Rubrik : LAY / Penulis : Darmawan, Hikmat , ,


Di era 1990-an, kita punya Mice dan Benny Rachmadi (seri Lagak Jakarta), Ahmad Faisal Ismail dan kelompok Kiri Komik (pemenang terkerap sayembara komik Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan komikus seri 1001 Malam Mizan), studio Dwianto Setiawan (produk paling populernya: Dulken), dan sekian studio komik "independen" di Yogya-Bandung-Jakarta. Tentu saja beberapa komikus senior Indonesia masih aktif, misalnya Hans Jaladara, Jan Mintaraga, Man, Teguh Santosa, dan Wid N.S. Bahkan ada beberapa empu mutakhir yang terhitung sudah senior seperti Dwi Koen, Libra, Jitet, dan Ramli Badrudin yang lebih suka berkiprah di mancanegara.

Dari barisan muda, Mice dan Benny terhitung paling menonjol. Benny berhasil menemukan humor sekaligus warna Indonesia dalam detail: perkakas tukang bajaj, stiker "gadis jujur", dan plang dukun impotensi di pohon jalan. Sedangkan Mice, di samping memiliki kelebihan dalam detail, luar biasa ekspresif dalam anatomi para tokohnya. Mereka terlihat serba menyimpang, ekstrem, dan karena itu…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Saat Perempuan Tak Berdaya
2007-12-16

Tidak ada senyum, apalagi keceriaan. tidak ada pula musik yang terdengar di film ini. dari…

P
Perjamuan Da Vinci
2006-05-28

Bermula dari novel, lalu bermetamorfosis ke dalam film. di kedua bentuk itu, the da vinci…

Y
YANG KONTROVERSIAL
2006-05-28

Dan brown mengemukakan teori bahwa yesus mempercayai maria magdalena sebagai pemangku ajaran kristiani yang utama,…