Buang Duit Gaya Dinasti Cendana

Edisi: 03/28 / Tanggal : 1999-03-29 / Halaman : 20 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Dharmasaputra, Karaniya , Cahyani, Dewi R. , Samudra, Ma'ruf


BEL itu berdentang nyaring. Sekian menit ditunggu, tak ada yang membukakan pintu rumah mewah di Winnington Road No. 8, Hampstead, London, itu. Padahal dua mobil mengkilat_VW Caravelle biru langit dan Honda Legend merah_terparkir di halaman depannya yang tak berpagar. Rumah bergaya Victorian itu jelas masih berpenghuni. Pekarangannya, yang berbatu paving, tertata rapi. Bunga berwarna kuning, biru, dan putih menghiasi tamannya yang asri lagi luas. Dindingnya, yang tak bersemen, didominasi warna merah bata, padu dengan warna putih dari kusen pintu dan daun jendela.

Beberapa ratus meter dari situ_masih di jalan yang sama_berdiri sebuah bangunan yang jauh lebih mewah, mirip puri bangsawan Inggris tempo dulu. Nomor rumah berbalkon putih itu: 89. Luasnya dua kali lebih besar dari yang pertama. Menurut seorang sumber TEMPO, rumah itu adalah gedung yang dibangun baru. Setelah dibeli, bangunan semula dirobohkan. Di teras, terpampang tulisan "Hillcrest" dari logam keemasan. Tapi, di pojok kanan halaman depan kedua rumah itu, terlihat sebuah papan mencolok bertuliskan: "For Sale"_dijual. Di bawahnya tertera nama sebuah agen properti: John D. Wood & Co.

Kedua rumah itu memang kerap menjadi gunjingan orang. Ini bukan cuma karena kemewahannya_Hampstead, yang terletak di daerah berbukit, adalah kawasan hunian paling prestisius di London_tapi juga karena pemiliknya bukan "orang sembarangan". Mereka adalah Sigit Harjojudanto dan istrinya, Elsje Ratnawati Harjojudanto, putra dan menantu mantan presiden Soeharto_yang lagi diperiksa karena kasus korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Adalah Andrew Buncombe, wartawan harian terkemuka di Inggris, The Independent, yang pertama kali mengangkatnya ke permukaan. Tulisannya di edisi 16 Maret lalu, bertajuk Suhartos Sell Boltholes in UK for œ 11m ("Keluarga Soeharto Menjual Rumah Pelarian di Inggris Seharga 11 Juta Poundsterling"), menjadi bukti kesekian_dari setumpuk bukti yang sudah ada_betapa trah Soeharto menjalani kehidupan bak syekh padang pasir.

Dalam laporan itu, Andrew Buncombe menggambarkan betapa "wah"-nya (dengan W besar) rumah keluarga Sigit itu: berlantai marmer, memiliki delapan kamar, lengkap dengan aula untuk jamuan makan. Menurut pemburu harta Soeharto, George Junus Aditjondro, sejak Januari lalu puri itu telah ditawarkan lewat agen John Wood & Co. Harganya selangit: œ 8 juta, atau jika dihitung dengan kurs Rp 15 ribu, ya…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…