OPSI BARU REPUBLIK DISULUT SURAT HOWARD

Edisi: 18/27 / Tanggal : 1999-02-08 / Halaman : 18 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Muryadi, Wahyu , Samudra, Ma'ruf , Adi, I G.G. Maha


KALIAN traidor rai Timor (kalian penjual tanah Timor)," begitu teriakan lantang 20-an pemuda dari luar Hotel Mahkota, Dili. Hujan batu lalu menimpa sederetan mobil yang diparkir. Sebuah granat tangan seolah hendak dilempar ke mobil yang diduga menyimpan berbagai senjata laras panjang. Tapi batal karena mereka keburu dikejar segerombolan pemuda dari dalam hotel. Eurico Guteres lalu menyasak ke depan. Ia mencabut pistolnya. Dor-dor-dor, pelor mendesing ke langit. Sejumlah rekannya menyusul seraya "memamerkan" pelbagai jenis senapan laras panjang.

Tak ada korban tewas, memang. Rupanya, sekelompok pemuda di luar hotel tadi sudah berhamburan entah ke mana. Insiden di siang hari bolong itu terjadi saat baru saja berlangsung diskusi Forum Persatuan Demokrasi dan Keadilan (FPDK) yang mengundang Komandan Komando Resor Militer 164/Wira Dharma Dili, Kolonel Infanteri Tono Suratman-tapi sang perwira keburu meninggalkan ruangan sebelum pertikaian terjadi-pada Jumat pekan lalu. Topiknya apa lagi jika bukan soal politik yang lagi hangat-hangatnya.

Para pemuda di luaran tadi rupanya mengancam peserta diskusi yang terdiri atas para aktivis pro-integrasi itu. Mereka-diduga dari kelompok perlawanan Falintil-lalu menantang dengan teriakan memerahkan telinga tadi. Kebetulan, di antara peserta ada seorang Ketua Mahidin (Mati Hidup Demi Integrasi), Cancio de Carvalho. Cancio bersama Eurico, Ketua FPDK, dan beberapa temannya tadi balik menantang dengan desingan peluru yang sahut-menyahut. Tembakan beruntun pemuda pro-integrasi ini akhirnya reda setelah ditegur pendukung integrasi yang juga Bupati Lautem, Edmundo Conceicao de Silva.

Eurico tak main-main dengan senjatanya. Ia menegaskan bahwa pihaknya tak ingin perang saudara pada 1975 terulang. "Tapi, kalau kelompok anti-integrasi menginginkannya, kami pun siap perang dan tak takut sedikit pun," katanya penuh emosi.

Tak jelas apakah kejadian sesaat ini sengaja dibikin menyongsong terbitnya dua sikap politik mengejutkan yang baru saja dilontarkan Jakarta. Dua hari sebelum peristiwa itu, 27 Januari lalu, Menteri Luar Negeri Ali Alatas, seusai mengikuti sidang kabinet terbatas bidang politik dan keamanan di Bina Graha, mengumumkan peristiwa menarik menyangkut nasib Timor Timur: pemberian tahanan rumah (atau semacamnya) kepada Xanana Gusmao, dan opsi atau tawaran kepada Tim-Tim untuk memisahkan diri secara baik-baik…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…