"REFERENDUM ITU BOM WAKTU"

Edisi: 18/27 / Tanggal : 1999-02-08 / Halaman : 24 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Jufri, Fikri , Muryadi, Wahyu , Chamim, Mardiyah


Masih banyak yang belum jelas dari paparan Ali dalam program Laporan Khusus TVRI sepanjang 15 menit, Rabu malam pekan lalu itu. Untuk menjelaskannya, berikut ini wawancara khusus wartawan TEMPO Fikri Jufri, Wahyu Muryadi, Mardiyah Chamim, Purwani D. Prabandari, dan fotografer Robin Ong dengan Ali Alatas di kantornya.

Banyak yang menilai usul pelepasan Tim-Tim ini sangat emosional.

Apa sebenarnya yang terjadi?

Tidak betul itu. Secara informal usul ini sering muncul. Jangan lupa, sejak Agustus 1998, berlangsung perundingan di New York yang difasilitasi Duta Besar PBB untuk Tim-Tim, Jamsheed Marker.

Sementara itu mengalir saran dan desakan dari berbagai pemerintah asing. Esensinya, otonomi diperluas tidak akan diterima. Mereka mendesakkan otonomi diperluas dengan embel-embel: setelah lima atau sepuluh tahun diadakan referendum.

Desakan terus bergulir. Terakhir datang surat dari Perdana Menteri Australia John Howard, yang mengusulkan hal serupa. Ini mengejutkan karena selama ini Australia mengakui de jure kedaulatan Indonesia atas Tim-Tim. Nah, kalau Australia saja mengusulkan otonomi plus embel-embel, bagaimana pula sikap negara lain?

Di sisi lain, usul referendum tak bisa diterima. We will never accept that referendum. Maka kita ajukan alternatif yang lebih tegas dan bukan seperti usul mereka. Tawaran khusus dengan otonomi luas tetap kita anggap penyelesaian terbaik yang paling realistis, praktis, dan damai. Kalau ini tidak bisa diterima, kita usulkan berpisah saja secara terhormat, baik-baik, dan damai. Bagaimana keputusan akhirnya, marilah kita kembalikan masalah ini ke rakyat Indonesia yang terpilih dalam MPR yang baru.

Sebagai pemerintahan transisi, apakah tawaran opsi ini tidak terlampau jauh?

Ingat, yang memutuskan bukan MPR sekarang dan juga bukan pemerintah sekarang. Ada…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…