Pasien Tersesat, Siapa Peduli?

Edisi: 12/30 / Tanggal : 2001-05-27 / Halaman : 88 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : Chamim, Mardiyah, Wiyana, Dwi, Setiawan, Iwan


SESEKALI, tengoklah Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Fatmawati. Tiap hari, puluhan remaja pecandu narkoba antre berobat di rumah sakit di Jakarta Selatan ini. Banyak di antara mereka yang mengamuk, menendang sana-sini, dan menjerit tak keruan gara-gara sakaw atau ketagihan narkoba.

Belakangan ini RSKO memang kebanjiran pasien. Maret lalu, RSKO menerima 450 pecandu narkoba yang semuanya butuh perawatan serius. Padahal, daya tampung RSKO maksimum 40 pasien. Akibatnya, ratusan pasien terpaksa harus rela masuk daftar tunggu.

Rumah Sakit Fatmawati memang layak kelabakan. Enam tahun silam, hanya ada 130 ribu pecandu narkoba di Jakarta. Kini diperkirakan sedikitnya ada 3 juta pecandu di Indonesia, separuh di antaranya tinggal di Jakarta. Lonjakan inilah yang memacu menjamurnya panti rehabilitasi narkoba di seantero negeri.

Namun, tak semua sarana rehabilitasi pecandu narkoba yang tumbuh subur itu dikelola dengan baik. Indikasi itu setidaknya terekam dalam survei Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB), tahun lalu. Survei dilakukan pada 20 panti rehabilitasi narkoba yang ada di Jakarta dan sekitarnya. Melalui wawancara intensif dengan pengelola ataupun pasien, tim YCAB menggali berbagai hal seperti metode pemulihan, kondisi pasien, fasilitas, dan biaya rehabilitasi.

Bagaimana dengan kecenderungan komersialisasi panti? Menurut Sukirno Tarjadi, Sekjen YCAB, hal itu susah dipastikan. Memang, ada beberapa panti yang mematok ongkos mahal. Namun, metode rehabilitasi yang diterapkan cukup jelas, dengan pendekatan yang manusiawi. Pasien pun mengalami pemulihan yang bagus. Jadi, "Agak sulit menyebut panti semacam ini sekadar komersial," tuturnya.

Sukirno mencontohkan Yayasan Kita di Bogor, Jawa Barat. Yayasan ini menerapkan "metode 12 langkah" untuk menyembuhkan kecanduan. Ongkosnya memang mahal, yakni Rp 4 juta-Rp 5 juta per bulan, dan pasien harus tinggal di yayasan paling sedikit setengah tahun. Artinya, pasien sedikitnya harus membayar Rp 24 juta untuk enam bulan rehabilitasi.

Suasana yang bersahabat juga turut menunjang efektivitas rehabilitasi di Yayasan Kita. Tingkat kekambuhan (relaps) pasien pun relatif rendah. Walhasil, meskipun mahal, yayasan ini jadi salah satu tempat rehabilitasi favorit di kalangan pecandu.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Merebut Kembali Tanah Leluhur
2007-11-04

Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, megawati soekarnoputri akan mengalahkan susilo bambang yudhoyono di kota blitar.…

D
Dulu 8, Sekarang 5
2007-11-04

Pada tahun pertama pemerintahan, publik memberi acungan jempol untuk kinerja presiden susilo bambang yudhoyono. menurut…

Sirkus Kepresidenan 2009
2007-11-04

Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, email membawa informasi dari kakak saya. dia biasa menyampaikan bahan…