’dewadakah Logika Dalam Bahasa? A’ Di Lantai Dansa

Edisi: 17/36 / Tanggal : 2007-06-24 / Halaman : 76 / Rubrik : BHS / Penulis : Dardjowidjojo, Soenjono , ,


Soenjono Dardjowidjojo *)
*) Guru besar linguistik Unika Atma Jaya

PROF. Bambang Kaswanti (Tempo, 15 April 2007) menyatakan arus di media massa untuk membakukan bahasa nasional kita cenderung memakai sebagian fakta linguistik sebagai landasan argumentasinya. Kata memenangkan pertandingan dianggap salah; harusnya memenangi pertandingan karena, katanya, –kan bermakna kausatif.

Argumentasi ini berdasar pada analisis yang tak tuntas. Makna kausatif hanyalah satu dari makna-makna sufiks –kan. Banyak makna lain seperti terlihat pada kata mengerjakan (sesuatu), membelikan (untuk orang lain), meminjamkan (kepada orang lain), dan menguntungkan (orang pada umumnya). Makna-makna ini diatur oleh seperangkat aturan. Contoh: bila kata dasar (misalnya menang) dibubuhi meN-, dan hasilnya tidak memunculkan kata (tidak ada kata memenang), maka tambahan –kan memunculkan verba dengan satu objek.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Pembantu: Dari Rumah Tangga sampai Presiden
2007-11-04

Membantu dan menolong adalah contoh kata yang disebut bersinonim. keduanya dapat saling menggantikan: bisakah membantu/menolong…

P
Pusat Bahasa dan Sultan
2009-10-18

Suatu waktu, cobalah anda membuka homepage resmi pusat bahasa departemen pendidikan nasional, www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/. situs tersebut…

M
Metafor dalam Diplomasi
2009-09-06

Sudah 10 tahun bekas provinsi termuda indonesia, timor timur, yang berintegrasi pada 17 juli 1976…