Belajar Membunuh Dari Game

Edisi: 12/37 / Tanggal : 2008-05-18 / Halaman : 119 / Rubrik : DGT / Penulis : Yandi M.R., ,


TENGAH malam di Croydon, London. Seorang pemuda dengan baju penuh darah mendekati antrean di sebuah toko game. Tapi tak seorang pun dari 100-an pengantre di toko itu yang ambil peduli. ”Saya mengira dia bagian dari promosi game Theft,” tutur salah satu pengantre, Malcolm Critchell.

Malam itu toko tersebut memang sedang melakukan penjualan perdana Grand Theft Auto generasi keempat. Permainan yang diluncurkan pada 29 April itu sarat adegan kekerasan berdarah-darah. Jadi, Critchell dan pengantre lainnya berpikir pemuda itu hanya karyawan toko yang sedang berpromosi.

Pagi harinya, baru diketahui pemuda 23 tahun itu tidak sedang berpura-pura. Ia berlumur darah akibat tusukan senjata tajam. Polisi menemukan pemuda ini pingsan di depan toko.

Inspektur polisi Liz Baker mengatakan, pemuda itu diserang tak berapa lama setelah memperoleh Theft IV di toko tersebut. Penyerangnya lalu merampas video game itu. Pemuda 23 tahun itu pulang ke rumah dan mengambil pisau dapur. Dia kembali ke toko di selatan London tersebut untuk misi balas dendam.

Di barat laut London, tengah malam yang sama, seorang pemuda berusia 18 tahun…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Membuat Air Berbicara
2010-04-11

Onlimo memantau kualitas air seperti petugas satpam. laporannya dikirimkan lewat pesan pendek.

D
Demi Verboden untuk Fitna
2008-04-20

Pemerintah menutup—mulai pekan lalu—semua situs yang menayangkan film fitna. pengguna internet kehilangan order hingga ratusan…

A
Aneka Solusi Nakal
2008-04-20

Sany asy’ari mendadak menjadi bintang. ponselnya berdering berulang kali. milis-milis internet menghujani dia email. semuanya…