Kehidupan Kedua di Google

Edisi: 22/37 / Tanggal : 2008-07-27 / Halaman : 60 / Rubrik : TEI / Penulis : Yandi M.R., ,

ASYIK benar jika lawan bicara dalam sebuah rapat online bisa ”disentuh”: memberikan ciuman jika senang, mengemplang jika sebal. Tapi, bertahun-tahun Irwan Suprayitno melakukan rapat di atas Internet, keinginan itu cuma bagian dari khayalannya. Setiap kali mengadakan rapat di atas Yahoo! Conference, ia dan mitra bisnisnya hanya bisa bertukar teks, suara, dan paling banter saling mengirim file proyek. Ada webcam, tapi fitur ini kurang interaktif.

Karena itu, ketika Google meluncurkan planet Lively (Lively.com) dua pekan lalu, pekerja lepas di bidang teknologi informasi ini gasik mengunduhnya. Lively sebuah planet maya. Setiap orang bisa menjadi warga koloni ini dan beraktivitas laiknya di dunia nyata, termasuk mengadakan rapat bisnis.

Di planet ini, Irwan dan setiap warga mewakilkan sosoknya pada sebuah avatar. Ini makhluk jejadian digital. Bisa berbentuk manusia, boleh pula berupa makhluk hidup lain. Nah, melalui avatar inilah emosi pemiliknya ditampilkan: dari sekadar menampilkan raut sedih, mengacungkan dua jari tanda kemenangan, memeluk, mencium, hingga—jika kesal—menendang lawan bicara. ”Segala kegiatan kita di dunia maya ini menjadi seakan-akan nyata,” ujar Irwan.

Sebentar saja, Irwan selesai membuat ruang rapat di Lively. Dari meja, kursi, hingga vas kembang sudah dipasang. Undangan untuk menjajal ruangan pertemuan itu sudah dikirim kepada mitra bisnisnya, yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Eh, rencananya tak berjalan mulus.

Beberapa peserta dari daerah tak bisa masuk ke ruang rapatnya karena Lively ogah memberi mereka akses. Gara-garanya, mereka masuk memakai…

Keywords: -

---

Foto Terkait