Komputer Bekas Pun Jadi
Edisi: 50/37 / Tanggal : 2009-02-08 / Halaman : 43 / Rubrik : DGT / Penulis : Sapto Pradityo, ,
MULANYA hanya karena Mark Spencer tidak punya cukup duit untuk membeli perangkat private branch exchange (PBX) untuk perusahaan barunya, Digium Inc. Maklum saja, saat itu, sepuluh tahun lalu, dia masih mahasiswa Computer Engineering di Universitas Auburn, Alabama, Amerika Serikat.
Harga perangkat itu US$ 10 ribu atau sekitar Rp 110 juta. Padahal, dia perlu perangkat itu untuk membagi saluran telepon ke setiap meja. Bermodal kemampuan pemrograman dari bangku kuliah, Mark, sekarang 32 tahun, kemudian membuat Asterisk, peranti lunak yang berfungsi laiknya mesin PBX. âSaya justru belum pernah menyentuh mesin PBX tradisional,â kata Mark kepada majalah Forbes, dua tahun lalu.
Asterisk, yang semula hanya pekerjaan âiseng-isengâ Mark, kemudian malah jadi bisnis utama dia. Usaha jasa instalasi dan konsultasi Linux dia tinggalkan. Popularitas Asterisk yang diedarkan gratis dan bersumber terbuka alias open source ini pun terus menjulang. Tahun lalu, Asterisk diunduh 1,5 juta kali atau rata-rata 4.100 kali per hari. Angka itu jelas bukan kabar gembira bagi perusahaan perangkat telekomunikasi seperti Cisco Systems, NEC, atau Nortel.
Di negeri ini pun ada peranti lunak serupa Asterisk. Namanya Briker IP-PBX. Menurut pemiliknya, Anton Raharja, nama itu mengingatkan pada brik-brikan lewat interkom yang begitu populer…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Membuat Air Berbicara
2010-04-11Onlimo memantau kualitas air seperti petugas satpam. laporannya dikirimkan lewat pesan pendek.
Demi Verboden untuk Fitna
2008-04-20Pemerintah menutup—mulai pekan lalu—semua situs yang menayangkan film fitna. pengguna internet kehilangan order hingga ratusan…
Aneka Solusi Nakal
2008-04-20Sany asy’ari mendadak menjadi bintang. ponselnya berdering berulang kali. milis-milis internet menghujani dia email. semuanya…