Tiduri Aku, Kau Kuhamilkan

Edisi: 12/38 / Tanggal : 2009-05-17 / Halaman : 118 / Rubrik : BHS / Penulis : Ariel Heryanto, ,


Ariel Heryanto
Associate Professor dan Ketua Southeast Asia Centre, Australian National University

MINGGU ketiga April lalu, di seputar Hari Kartini, ada perdebatan menarik di Internet. Pemicunya berita dari Jawa Timur tentang beberapa siswi yang dilarang mengikuti ujian nasional gara-gara hamil di atas enam bulan. Tidak jelas apakah mereka ini sudah resmi menikah, dan kapan.

Untungnya, sejumlah pihak lain, baik dari kalangan swasta maupun pemerintah, berusaha memperbaiki nasib para siswi hamil ini. Tapi, sewaktu berita itu mulai merebak, para peminat masalah feminisme dan kesetaraan gender sempat geram. Bukan hanya soal kesusilaan yang dipersoalkan, tapi juga diskriminasi berdasarkan jenis kelamin. ”Betapa tidak adil,” begitu pandangan sebagian dari mereka, ”bila perempuan harus menanggung sanksi karena hamil, sedangkan pria yang menghamilinya bebas sanksi.”

Salah satu bagian yang menarik: mengapa banyak yang memakai istilah ”menghamili”. Mengapa bukan ”menghamilkan”? Karena…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Pembantu: Dari Rumah Tangga sampai Presiden
2007-11-04

Membantu dan menolong adalah contoh kata yang disebut bersinonim. keduanya dapat saling menggantikan: bisakah membantu/menolong…

P
Pusat Bahasa dan Sultan
2009-10-18

Suatu waktu, cobalah anda membuka homepage resmi pusat bahasa departemen pendidikan nasional, www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/. situs tersebut…

M
Metafor dalam Diplomasi
2009-09-06

Sudah 10 tahun bekas provinsi termuda indonesia, timor timur, yang berintegrasi pada 17 juli 1976…