Luka Batin Gadis Pendiam
Edisi: 19/38 / Tanggal : 2009-07-05 / Halaman : 34 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : TIM LIPSUS, ,
7 Agustus 1967.
HARI yang dicemaskan itu tiba juga. Setahun setelah Majelis Permusyawaratan Rakyat mengangkatnya menjadi presiden, Soeharto menghalau anakanak Soekarno yang masih tinggal di Istana Negara.
Jenderal yang sedang di atas angin itu tak berkenan masih ada keluarga orang yang dituding biang âGerakan 1 Oktober 1965â di pusat pemerintahan, ketika untuk pertama kalinya ia menjadi inspektur upacara peringatan Proklamasi.
Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri, anak kedua, harus mengambil keputusan akan pergi ke mana. Si sulung Guntur masih studi elektro di Institut Teknologi Bandung. Megawati dan tiga adiknya tak bisa mengontak siapa pun, karena telepon yang masuk dan keluar Istana dibatasi.
Megawati memutuskan akan menemui ayahnya, yang ditahan di Istana Batutulis, Bogor. Tapi menemui ayah sendiri, yang menjadi tawanan politik, bukan hal mudah. Harus ada izin tertulis dari panglima tentara daerah Jakarta dan Jawa Barat.
Berkat pertolongan Komandan Detasemen Kawal Pribadi, Komisaris Besar Polisi Mangil Martowidjojo, Mega bisa keluar Istana dengan jip Willys, lewat Semplak. Soekarno, yang mulai gering, menyambut di beranda.
Ia bertanya bagaimana gadis kesayangannya itu bisa keluar dan lolos penjagaan. Megawati menceritakan semuanya dengan rasa sedih yang tertahan. âJangan menangis,â kata Bung Karno. âLebih baik kau ikut ibumu, dan bawa adikadikmu ke sana.â
Megawati, 62 tahun,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Merebut Kembali Tanah Leluhur
2007-11-04Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, megawati soekarnoputri akan mengalahkan susilo bambang yudhoyono di kota blitar.…
Dulu 8, Sekarang 5
2007-11-04Pada tahun pertama pemerintahan, publik memberi acungan jempol untuk kinerja presiden susilo bambang yudhoyono. menurut…
Sirkus Kepresidenan 2009
2007-11-04Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, email membawa informasi dari kakak saya. dia biasa menyampaikan bahan…