Harta karun bernilai triliunan rupiah

Edisi: 13/39 / Tanggal : 2010-05-30 / Halaman : 62 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Anne L. Handayani, Muhammad Nafi ,


BAK menjaga kitab kuno, Andi Asmara memegang buku tebal mirip ensiklopedia itu berhati-hati. Ditulis dalam aksara Cina, buku sebesar laptop 14 inci itu memakai judul Inggris: The Atlas of Shipwrecks & Treasure. ”Buku ini hanya dimiliki terbatas komunitas harta karun dunia,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha Pengangkatan dan Pemanfaatan Benda Berharga Indonesia itu kepada Tempo, Kamis pekan lalu.

Dua lemari tiga meteran penuh buku terpajang di ruang kerja Andi. Sebagian besar perihal harta karun, berbahasa Cina. Lainnya majalah dan kliping koran. Ia lalu membuka The Atlas di atas meja, menunjuk peta Indonesia. Di situ ada puluhan kotak dan lingkaran warna-warni. ”Ini tempat kapal terkubur, semua ada 863 titik,” katanya. ”Yang kotak sudah diangkat, yang lingkaran belum.”

Membangun bisnis di bidang properti, Andi mulai tertarik pada usaha pengangkatan muatan kapal tenggelam pada 1985. Ketika itu bisnis pengangkatan harta karun mulai bergairah, setelah dua tahun sebelumnya United Sub-Sea Services Ltd. sukses mengangkat barang-barang berharga dari perairan Riau dan Bintan. Dipimpin Michael Hatcher, pemburu harta kelas kakap dari Australia, United mendapatkan harta senilai US$ 17,1 juta—sekitar Rp 170 miliar dengan kurs sekarang.

Andi mendirikan PT Lautan Mas Bhakti Persada pada 1990. Perusahaan ini membuat ”debut” dengan menyelami perairan Ternate, Tidore, Papua, hingga Flores. Semua didasarkan pada informasi nelayan. Operasi pertama ini kosong. Lautan Mas baru memperoleh buruannya sembilan tahun setelah didirikan. Dari perairan Blanakan, Subang, Jawa Barat, perusahaan ini mengumpulkan 13 ribu keping keramik Siam dan Vietnam, keramik Cina Dinasti Song, dan keramik Dinasti Yuan. Semua barang baheula itu kini dititipkan di gudang PT Tuban Oceanic & Recovery milik kolega Andi, Budi Prakoso.

Kepada Tempo, Andi mengatakan menjadikan The Atlas of Shipwrecks & Treasure sebagai panduan. Menurut dia, buku itu dibeli dengan perjanjian untuk menyimpan rahasia. Karena itu, ia tak bersedia menyebutkan penulis atau penerbit buku itu. ”Kalau semua orang tahu, repot dong bisnis saya,” ujarnya.

Toh, sebetulnya, The…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…