Selamat Tinggal Coblosan

Edisi: 33/39 / Tanggal : 2010-10-17 / Halaman : 68 / Rubrik : DGT / Penulis : Nur Khoiri, ,


MASIH ingat betapa repotnya ketika berada di tempat pemungutan suara saat pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah pada 2009? Kita mesti membuka kertas suara selebar kertas koran dan mesti melihat wajah ratusan orang sebelum memutuskan memilih. Setelah memilih, butuh usaha keras untuk melipat agar lembaran itu bisa masuk kotak suara. Dan setelah itu giliran panitia yang bekerja keras menghitung hasilnya, kadang sampai lewat tengah malam.

Pemilihan umum empat tahun lagi, mungkin, bakal jauh lebih sederhana dengan bantuan komputer. Kita tinggal datang ke tempat pemungutan suara, mencari calon pilihan di layar komputer, dan menyentuhkan jari ke layar monitor di foto pilihan kita. Panitia tinggal leha-leha saja, tak perlu menghitung, dan malamnya kita sudah tahu hasil resmi perhitungan nasional. Bukan hasil quick count yang sekarang trendi itu.

Kesederhanaan dan kecepatan muncul jika Komisi Pemilihan Umum menggunakan konsep pemilihan umum elektronik (e-voting) buatan seorang mahasiswa Universitas Indonesia, Salman Salsabila. Konsep ini dua pekan lalu berhasil menang dalam lomba rancangan e-voting yang digelar Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, dengan menyisihkan puluhan desain lain. "Desain ini menang karena komprehensif dan sudah memperhitungkan kondisi negara kita," kata Kepala BPPT sekaligus pemimpin juri lomba, Marzan A.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Membuat Air Berbicara
2010-04-11

Onlimo memantau kualitas air seperti petugas satpam. laporannya dikirimkan lewat pesan pendek.

D
Demi Verboden untuk Fitna
2008-04-20

Pemerintah menutup—mulai pekan lalu—semua situs yang menayangkan film fitna. pengguna internet kehilangan order hingga ratusan…

A
Aneka Solusi Nakal
2008-04-20

Sany asy’ari mendadak menjadi bintang. ponselnya berdering berulang kali. milis-milis internet menghujani dia email. semuanya…