Jer Basuki Mawa Beya
Edisi: 39/39 / Tanggal : 2010-11-28 / Halaman : 48 / Rubrik : BHS / Penulis : Kasijanto Sastrodinomo, ,
Kasijanto Sastrodinomo*
REMBANG petang, suatu hari, di Dukuh Plosorejo, Ngawi, Jawa Timur, saya tercenung di depan sebuah hiasan dinding di rumah mendiang Mbah Kamdi, seorang pamong desa setempat semasa hidupnya. Hiasan yang terpacak pada gebyok (dinding papan kayu) itu berupa secarik kain kusam hijau pupus bertulisan "Jer basuki mawa beya" dalam aksara Jawa. Menurut salah seorang anak almarhum, rerenggan itu disulam Mbah Kamdi Putri tak lama setelah revolusi pecah pada 1945. Sesekali dicuci, lalu dipasang lagi, sampai kini.
Bukan suatu kebetulan Simbah memilih bebasan itu untuk menghiasi dinding rumahnya. Ketika perang meletus, dia angkat senjata, ikut menghadang tentara Sekutu dan Belanda. Dia menyadari risiko yang menjemput, tapi juga bertekad membela negeri dari jarahan kekuasaan asing. Jer basuki mawa beya mengekspresikan keyakinannya itu, yang bermakna setiap cita-cita memerlukan biaya. Di sini,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Pembantu: Dari Rumah Tangga sampai Presiden
2007-11-04Membantu dan menolong adalah contoh kata yang disebut bersinonim. keduanya dapat saling menggantikan: bisakah membantu/menolong…
Pusat Bahasa dan Sultan
2009-10-18Suatu waktu, cobalah anda membuka homepage resmi pusat bahasa departemen pendidikan nasional, www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/. situs tersebut…
Metafor dalam Diplomasi
2009-09-06Sudah 10 tahun bekas provinsi termuda indonesia, timor timur, yang berintegrasi pada 17 juli 1976…