’Jarahan’ Harta Belitung di Marina

Edisi: 04/40 / Tanggal : 2011-04-03 / Halaman : 43 / Rubrik : SR / Penulis : Seno Joko Suyono , Dwidjo Maksum ,

GUCI, mangkuk, cawan, dan kotak produksi zaman dinasti Tang yang terpendam di dasar laut Belitung lebih dari seribu tahun itu kini dapat Anda nikmati di kotak-kotak kaca yang rapi. Datanglah ke Art Science Museum Singapura, sebuah museum baru di bilangan Marina Bay, yang lokasinya satu kompleks dengan kasino Singapura.

Singapura melakukan promosi gencar untuk pameran ini. Di Orchard Road, kita melihat banyak umbul-umbul bertulisan Tang Shipwreck. Pameran ini agaknya andalan pemerintah Singapura sepanjang Maret-April ini, selain Singapore Biennale dan pertunjukan Lion King karya Julie Taymor dari Broadway.

Pemerintah Singapura mendapat harta karun itu pada 1998 di perairan Indonesia. Tampaknya pameran ini telah dipersiapkan secara khusus. Sejumlah ahli arkeologi diundang meneliti. Uji karbon atas artefak dilakukan di Universitas Waikato, Selandia Baru. Bahkan pembangunan Art Science Museum, melengkapi Asian Civilization Museum, bukan tidak mungkin karena Singapura memiliki artefak Tang itu.

Memasuki pameran memang kita mendapatkan informasi yang padat. Cara penyajian artefak jelas dan per kelompok. Materi yang disajikan menurut museum adalah langka. Karena mampu menjadi bukti konkret adanya hubungan dagang antara dinasti Tang di Cina dan dinasti Abasyah di Bagdad dan Basrah. Kekaisaran Tang berlangsung pada tahun 618-907. Suatu kurun yang sama dengan kejayaan Islam di Baghdad.

Hasil identifikasi menyatakan kayu sisa kapal yang karam di perairan Belitung itu menampilkan model kapal Persia-Arab. Kayunya berasal dari Afrika. Ini berarti adalah temuan kapal karam Arab-Persia pertama yang mengangkut barang-barang Cina pada abad ke-7 hingga 10. Diperkirakan kapal itu, dengan awak pelaut Arab, berangkat dari Guangzhou, yang saat itu menjadi pelabuhan terbesar Tang, tempat kapal Irak, Arab, Persia, biasa berlabuh.…

Keywords: -

---

Foto Terkait