Libya

Edisi: 27/40 / Tanggal : 2011-09-11 / Halaman : 114 / Rubrik : CTP / Penulis : Goenawan Mohamad, ,


LIBYA, akhir Agustus 2011. Di wilayah Suq al-Juma, bagian tepi timur Tripoli, perang praktis selesai. Lebaran dirayakan dengan takbir di masjid-masjid dan anak-anak terus bermain sampai lewat tengah malam. Tiga hari yang lalu pasukan pemberontak menduduki wilayah ini, dan keadaan relatif rapi. Laporan Nicolas Pelham di The New York Review of Books pekan ini menyebut para sukarelawan yang siap memanen kurma dan tomat, menggantikan buruh Mesir yang sudah menyingkir. Seorang pekerja perminyakan yang jadi penjaga toko pangan yang dibuka terus selama pertempuran agar penduduk tetap bisa makan. Orang yang menggali sumur untuk menjaga suplai air, bensin yang didapatkan dan dibagikan gratis, sebuah masjid yang menampung bekas tahanan politik yang masih tampak pucat.

Akan demikian seterusnyakah Libya, setelah ribuan orang membebaskan diri dari otokrasi yang berkuasa bertahun-tahun? Selalu ada saat yang indah dalam tiap revolusi kemerdekaan: ketika banyak orang merasakan pertalian dengan para teman seperjuangan dan sepengharapan; ketika masa depan yang sedang ditegakkan adalah masa untuk berbagi; ketika liyan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

X
Xu
1994-05-14

Cerita rakyat cina termasyhur tentang kisah percintaan xu xian dengan seorang gadis cantik. nano riantiarno…

Z
Zlata
1994-04-16

Catatan harian gadis kecil dari sarajevo, zlata. ia menyaksikan kekejaman perang. tak jelas lagi, mana…

Z
Zhirinovsky
1994-02-05

Vladimir zhirinovsky, 47, banyak mendapat dukungan rakyat rusia. ia ingin menyelamatkan ras putih, memerangi islam,…