Nasib Imbuhan 'pe-an'

Edisi: 38/40 / Tanggal : 2011-11-27 / Halaman : 82 / Rubrik : BHS / Penulis : Ahmad Sahidah, ,


Ahmad Sahidah*

Kemusnahan bahasa tidak terelakkan disebabkan alasan kesejarahan, demografi, atau serbuan bahasa asing. Yang terakhir kadang dibenarkan untuk menjadikan bahasa tertentu bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman melalui penyerapan kosakata baru. Belum lagi ikhtiar penerjemahan ilmu pengetahuan dan istilah teknologi modern memaksa pemakai bahasa yang baik mengerutkan dahi dalam memastikan bahasa sasaran, bahasa Indonesia, tidak semakin pupus. Yang merepotkan, penerjemahan bahasa filsafat, yang meskipun susunannya bukan sama sekali baru, lazim mengandaikan pemahaman tertentu. Hal ini menyebabkan dosen mengambil jalan mudah dengan penyerapan begitu saja, seperti istilah thinginitself menjadi sesuatudalamdirinya.

Gagasan Kant tentang noumena di atas tentu masih bisa dipahami dengan menyebut sesuatudalamdirinya. Lalu bagaimana dengan istilah filsafat yang mengandaikan kata benda yang dibentuk dengan pengimbuhan pean yang bermakna proses menjadi? Kata dasar hancur—yang menjadi penghancuran—berarti proses menjadi hancur dengan imbuhan pean. Malangnya, penghancuran…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Pembantu: Dari Rumah Tangga sampai Presiden
2007-11-04

Membantu dan menolong adalah contoh kata yang disebut bersinonim. keduanya dapat saling menggantikan: bisakah membantu/menolong…

P
Pusat Bahasa dan Sultan
2009-10-18

Suatu waktu, cobalah anda membuka homepage resmi pusat bahasa departemen pendidikan nasional, www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/. situs tersebut…

M
Metafor dalam Diplomasi
2009-09-06

Sudah 10 tahun bekas provinsi termuda indonesia, timor timur, yang berintegrasi pada 17 juli 1976…