Jokowi 1, Foke 0

Edisi: 20/41 / Tanggal : 2012-07-22 / Halaman : 34 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Bagja Hidayat, Ananda Teresia, Amandra Mustika


BAGI Joko Widodo, pemilihan Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta layaknya permainan sepak bola. Untuk melawan juara bertahan yang didukung dana berlimpah dan suporter luas, timnya harus menyiapkan strategi jitu dengan menyerang langsung ke jantung pertahanan lawan.

Wali Kota Solo ini menyebut strateginya itu tiki-taka ala sepak bola Spanyol. Negara itu baru saja menjadi kampiun Piala Eropa dengan memainkan sepak bola indah, berupa operan-operan pendek yang cepat dan gerak gesit para pemainnya. "Kalau Spanyol operan pendek, kami umpan manis ke kampung-kampung," kata calon yang diajukan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerindra itu pekan lalu.

Dalam hitung cepat lembaga survei beberapa jam setelah pemungutan suara ditutup pukul 13.00, Rabu pekan lalu, Joko Widodo, yang berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama, meraup dukungan terbanyak, yaitu 42,6 persen. Angka itu melampaui perolehan suara pasangan inkumben Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, yang hanya 33 persen.

Perolehan suara Jokowi ini mengejutkan banyak orang, bahkan tim suksesnya sendiri. "Kami tak menyangka angkanya setinggi itu," kata Andrinof Chaniago, Direktur Eksekutif Cirus Surveyors Group, lembaga survei yang disewa Partai Gerindra. Soalnya, pada penghitungan sebelum pencoblosan, Jokowi diperkirakan memperoleh suara di bawah Fauzi.

Padahal Jokowi tak punya waktu cukup untuk berkampanye. Sejak mendaftar sebagai calon, Maret lalu, Jokowi harus membagi konsentrasinya antara Jakarta dan Surakarta. Setiap Kamis ia terbang ke Jakarta dan balik tiga hari setelahnya.

Permohonan cuti untuk kampanye juga tak segera dipenuhi Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo. Meski sama-sama kader PDI Perjuangan, keduanya pernah secara terbuka berseteru, terutama ketika Jokowi menentang keras pembangunan mal yang didukung Gubernur di kotanya. Jokowi sampai mengirim tim kuasa hukum menemui Bibit untuk mengurus cuti itu.

Izin cuti itu kemudian turun. Jokowi hanya diberi waktu dua pekan. Itu pun masih harus memenuhi undangan rapat pleno di DPRD. Celakanya, jadwal rapat yang harus dihadiri Wali…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…