Bunyi Gaduh Dari Selat Sunda
Edisi: 22/41 / Tanggal : 2012-08-05 / Halaman : 88 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Retno Sulistyowati, Rosalina,
KENDATI sempat tertunda, Tim Tujuh Proyek Jembatan Selat Sunda akhirnya menggelar rapat, Kamis pagi pekan lalu. Dua hari sebelumnya pertemuan terpaksa batal. Soalnya sepele: Selasa, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mendadak dipanggil ke Istana Presiden. Esoknya, Rabu, rapat kembali batal karena tergusur pertemuan kabinet bidang politik dan keamanan yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kejaksaan Agung.
Ada lima anggota tim yang hadir dalam pertemuan perdana di kantor Kementerian Pekerjaan Umum, Jalan Pattimura, Kebayoran, Jakarta Selatan. Selain Agus Marto, hadir Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, Menteri Perindustrian M.S. Hidayat, Menteri-Sekretaris Negara Sudi Silalahi, dan tuan rumah, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto. Ada pula Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan, yang diundang untuk memberikan masukan.
Setelah hampir dua jam berkumpul, satu per satu menteri meninggalkan Kementerian PU. Tak satu pun dari mereka bersedia menjelaskan isi rapat. Menurut sumber Tempo, semua peserta rapat dilarang memberikan keterangan apa pun kepada juru warta tentang proyek Jembatan Selat Sunda. Armida, yang biasanya murah bicara, tiba-tiba berubah jadi pendiam. "Saya belum bisa bicara substansi. Tim akan bekerja pekan depan untuk merumuskan beberapa poin," katanya sambil buru-buru masuk mobil.
Hanya Mangindaan yang sedikit membuka mulut. Kementerian Perhubungan, menurut dia, bersinggungan dengan proyek karena ada rencana menyediakan fasilitas rel di atas jembatan. "Bagaimana pengembangan kawasan strategis, kawasan stasiun. Saya membantu supaya proyek itu bisa jalan." Selebihnya, "Saya pendengar yang baik saja," katanya.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menjelaskan ada tiga kepentingan kementeriannya di proyek Jembatan Selat Sunda. Pertama, harus ada jalur kereta untuk menyambung rel trans-Jawa dan trans-Sumatera. Interkoneksi ini akan meningkatkan pengangkutan logistik menggunakan kereta. Ini baik untuk mengurangi beban jalan raya. Kedua, pembangunan jembatan harus memenuhi kaidah organisasi…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…