Tentara, Santri, Dan Tragedi Kediri

Edisi: 31/41 / Tanggal : 2012-10-07 / Halaman : 56 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : Tim Lipsus, ,


Menyandang kelewang, Abdul Malik memimpin 100 pemuda Ansor berjalan kaki dari lapangan alun-alun Kota Kediri menuju Kelurahan Burengan. Tujuannya: kantor Partai Komunis Indonesia, sekitar tiga kilometer sebelah timur pusat Kota Kediri. Tanpa basa-basi, beragam senjata tajam berkelebat. Belasan pengurus PKI yang mencoba mempertahankan kantor terjungkal, lainnya melarikan diri ke utara desa. "Kantor itu kami bakar hingga ludes," ujar mantan Komandan Peleton III Ansor Kecamatan Kandat, Kediri, ini mengenang peristiwa 13 Oktober 1965 itu.

Ditemui Tempo di rumahnya pekan lalu, Abdul mengatakan peristiwa siang itu adalah awal aksi dia menumpas anggota PKI di Kediri. Grup Abdul tak sendiri. Ada puluhan kelompok lain, yang terdiri atas santri berbagai pondok pesantren serta anggota Ansor dan Banser berjumlah puluhan ribu orang. Hari itu mereka serentak menyisir kantong-kantong PKI di Kediri.

Sebelum bergerak, massa mengikuti apel siaga yang digelar di alun-alun kota. Apel dipimpin Syafi'i Sulaiman dan H Toyip, dua tokoh Nahdlatul Ulama terkemuka di Kediri. "Mereka menyatakan PKI telah menginjak-injak agama Islam dan hendak menumpas kaum muslim di Indonesia," kata Abdul. Atas dasar itu, mereka memberikan instruksi tegas kepada peserta apel: tumpas PKI.

Menurut Abdul, tentara memiliki andil besar dalam pelaksanaan apel itu. Satu malam sebelum apel siaga digelar, Abdul menyaksikan sejumlah anggota komando rayon militer datang ke rumah H Sopingi, tokoh NU yang tinggal di Kelurahan Setonogedong, Kediri, tempat rapat pembahasan rencana apel siaga. Anggota koramil itu meminta apel siaga segera digelar karena PKI telah siap bergerak menyerang Kediri.

Hermawan Sulistyo, penulis buku Palu Arit di Ladang Tebu, menyatakan apel siaga itu awalnya memang atas permintaan Komandan Brigade Infanteri 16 Kolonel Sam kepada Ketua NU Kediri. Permintaan itu sekaligus ungkapan eksplisit dukungan militer terhadap NU untuk bergerak. Bahkan Sam memberikan sepucuk pistol Luger kepada Ketua Ansor Kediri sekaligus melatihnya menembak di Gunung Klotok, gunung kecil di sebelah barat Kediri. Selain direstui para Kiai pemuka NU, apel itu dihadiri sejumlah tokoh di luar NU. Bupati dan Komandan Komando Distrik Militer Kediri kala itu ikut datang dan memberi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Merebut Kembali Tanah Leluhur
2007-11-04

Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, megawati soekarnoputri akan mengalahkan susilo bambang yudhoyono di kota blitar.…

D
Dulu 8, Sekarang 5
2007-11-04

Pada tahun pertama pemerintahan, publik memberi acungan jempol untuk kinerja presiden susilo bambang yudhoyono. menurut…

Sirkus Kepresidenan 2009
2007-11-04

Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, email membawa informasi dari kakak saya. dia biasa menyampaikan bahan…