Karena Revolusi Belum Selesai

Edisi: 31/42 / Tanggal : 2013-10-06 / Halaman : 60 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : TIM LIPSUS, ,


Jakarta, 17 Agustus 1950. Lima tahun setelah pecah Revolusi Agustus, sejumlah seniman berkumpul di Ibu Kota. Mereka tidak sedang berdiskusi tentang sastra, seni rupa, atau film, tapi mendirikan Lembaga Kebudayaan Rakyat atau yang lebih dikenal dengan Lekra.

Konsep perjuangan Lekra termaktub dalam mukadimah lembaga itu. Kalimat pertamanya menyebutkan, \"Rakjat adalah satu-satunja pentjipta kebudajaan, dan bahwa pembangunan kebudajaan Indonesia-baru hanja dapat dilakukan oleh Rakjat, maka pada hari 17 Agustus 1950 didirikan Lembaga Kebudajaan Rakjat, disingkat Lekra.\"

Hersri Setiawan, Sekretaris Umum Lekra Jawa Tengah, mengatakan pembentukan Lekra tak bisa dilepaskan dari situasi politik Tanah Air kala itu. Setelah Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda, pada 1949, Indonesia tidak bisa dikatakan merdeka seratus persen. \"Jadi pembentukan Lekra bertujuan membebaskan diri dari ketergantungan pada negeri penjajah,\" ujar Hersri, pertengahan September lalu.

Seperti ditulis Rhoma Dwi Aria Yuliantri dan Muhidin M. Dahlan dalam Lekra Tak Membakar Buku, Lekra muncul untuk mencegah kemerosotan lebih lanjut dari garis revolusi. Bukan cuma para politikus yang mengemban tugas penting ini, melainkan juga para pekerja kebudayaan. \"Lekra didirikan untuk menghimpun kekuatan yang taat dan teguh mendukung revolusi dan kebudayaan nasional.\"

Mukadimah Lekra juga menyebutkan lembaga itu bekerja di lapangan kebudayaan, terutama kesenian dan ilmu. Lekra menghimpun tenaga dan kegiatan para seniman, sarjana, dan pekerja kebudayaan lainnya. \"Lekra mengadjak para pekerdja-pekerdja kebudajaan untuk dengan sadar mengabdikan daja-tjipta Indonesia, kemerdekaan Indonesia, pembaruan Indonesia.\"

Penggagas dan pendiri Lekra adalah A.S. Dharta, M.S. Ashar, Henk Ngantung, Herman Arjuno, Joebaar Ajoeb, Sudharnoto, dan Njoto, yang bersama D.N. Aidit menghidupkan kembali Partai Komunis Indonesia (PKI) setelah gagalnya pemberontakan Madiun pada 1948. \"D.N. Aidit tampaknya ikut hadir, tapi tidak aktif,\" ujar Hersri. Menurut dia, H.B. Jassin juga diundang, tapi tidak setuju dengan prinsip Lekra.

Putu Oka Sukanta, sastrawan Lekra asal Singaraja, Bali, mengatakan, meskipun proklamasi kemerdekaan telah dikumandangkan lima tahun sebelum Lekra dibentuk, penjajah tak serta-merta meninggalkan Indonesia dan membiarkan rakyatnya mengatur diri sendiri. Pengaruh kebudayaan feodal dan kebudayaan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Merebut Kembali Tanah Leluhur
2007-11-04

Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, megawati soekarnoputri akan mengalahkan susilo bambang yudhoyono di kota blitar.…

D
Dulu 8, Sekarang 5
2007-11-04

Pada tahun pertama pemerintahan, publik memberi acungan jempol untuk kinerja presiden susilo bambang yudhoyono. menurut…

Sirkus Kepresidenan 2009
2007-11-04

Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, email membawa informasi dari kakak saya. dia biasa menyampaikan bahan…