Aburizal Bakrie: Lawan Terberat Saya Megawati.

Edisi: 39/42 / Tanggal : 2013-12-01 / Halaman : 50 / Rubrik : LAPUT / Penulis : TIM LAPUT, ,


Aburizal Bakrie gemar menyitir sebuah pemeo lama akhir-akhir ini: bad publicity is publicity—pemberitaan seburuk apa pun tetaplah publikasi. Itu bukan berarti Ketua Umum Golkar ini naif belaka akan kekuatan media membentuk citra. Ical, begitu dia disebut, gencar memasang reklame diri di sejumlah media miliknya. Giat berkeliling Indonesia, pria 67 tahun ini rajin membuat berita. Pertanyaan wartawan disahutnya dengan murah hati—ahwal yang hampir mustahil kita temukan saat dia menjadi menteri Kabinet Indonesia Bersatu empat tahun silam. Aneka siasat politik juga dia lancarkan. Seluruh aktivitas ini praktis menjadi agenda harian Aburizal, seiring dengan mendekatnya pemilihan presiden, Juli tahun depan.

Popularitasnya masih terpaut jauh dibanding politikus lain, seperti Gubernur Jakarta Joko Widodo dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto. Ical lantas menyewa lembaga survei yang mengeluarkan nama Jokowi dan Prabowo dari sigi politik—dengan alasan mereka "tidak eligible". Hasilnya? Tentu saja Aburizal menempati posisi atas.

Di dalam Partai Beringin, Aburizal harus menghadapi faksi-faksi yang menggugat pencalonannya. Rintangan terakhir yang harus dia tempuh sebelum pemilihan tahun depan adalah rapat pimpinan nasional. Digelar di Jakarta akhir pekan lalu, pada hajatan partai itulah penetapan Aburizal sebagai kandidat presiden bisa dipersoalkan.

Tatkala berkunjung ke Tempo—dengan mengajak hampir semua pengurus inti Partai Golkar—pada 8 November lalu, Aburizal membahas antara lain ihwal itu. Kata dia, "Konflik Golkar hanya ada di media massa." Dalam pertemuan satu setengah jam bersama anggota redaksi, dia memaparkan strateginya. Ical menegaskan dia dan keluarganya tak bersalah dalam bencana lumpur di Sidoarjo, Jawa Timur, akibat pengeboran oleh PT Lapindo Brantas miliknya. Begitu pula tentang tuduhan penggelapan pajak oleh sejumlah perusahaan keluarganya. Dua persoalan ini diperkirakan akan menipiskan peluang sang Ketua Umum dalam pemilihan presiden.

Wawancara Tempo dengan Aburizal kemudian dilanjutkan di Elite Club, Epicentrum, Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa pagi pekan lalu. Epicentrum merupakan blok kawasan bisnis milik Grup Bakrie. Perbincangan dilakukan setelah Aburizal bermain tenis satu set. Ia berpasangan dengan Hadiman, juara Asian Games 1978 dan 1982, melawan Rizal Mallarangeng, orang dekatnya, yang berduet dengan Januar Mangitung, mantan pemain nasional.

l l l

Elektabilitas Anda kok masih rendah….

Ini kan semifinal. Masih ada delapan bulan. Ingat Hillary Clinton dalam konvensi Partai Demokrat di Amerika Serikat 2008? Sebelum Iowa, pemilihan tinggal sebulan, dia unggul 23 persen atas Obama. Kenyataannya, Obama kemudian unggul. Dalam politik, 23 persen tidak jadi soal, apalagi masih delapan bulan. Jadi, kerjakan apa yang bisa dikerjakan. Saya kira strategi kami sudah cukup baik.

Apa strategi menghadapi lawan yang media darling?

Pada 2009,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…