Terinspirasi Film Kura-kura Ninja

Edisi: 01/43 / Tanggal : 2014-03-09 / Halaman : 08 / Rubrik : JTM / Penulis : Dwi Wiyana, Ika Ningtyas, Agita Sukma Listyanti

Bunyi oven berukuran 1 x 2 meter itu mencuit-cuit setiap 15 menit. Suhu di dalamnya, seperti terlihat di panel, diatur dan menunjuk angka 170 derajat Celsius. Setelah terdengar bunyi klik, yang berarti oven mati, Sariya Karin dengan sigap mengeluarkan loyang demi loyang berisi ratusan donat dan roti yang matang kecokelatan.

Tak lama kemudian, perempuan 22 tahun itu, bersama dua temannya, membubuhkan aneka topping di atas donat dan roti tersebut. Ada keju, cokelat, kismis, vla, dan potongan kacang mete. Jadilah donat dan roti dengan toping berwarna-warni yang menggoda selera. Pelanggan yang datang tinggal memilih sesuai dengan minatnya. Mau donat monggo, mau roti silakan....

Sepintas donat dan roti itu tak berbeda dengan donat atau kue kebanyakan. Namun, jika ditilik bahan bakunya, baru ketahuan bedanya. Bahan baku produk dengan merek HW Bakery itu adalah ubi jalar alias telo dalam bahasa Jawa. "Prosesnya gampang," kata Karin kepada Tempo, Senin siang pekan lalu. Ia ditemui di HW Bakery di pusat jajanan serba ada Tanjung Sari, Jalan Basuki Rahmat, Situbondo.

Di HW Bakery, ubi memang naik kelas dari makanan tradisional yang kerap disajikan sebagai ubi rebus, ubi goreng, atau ubi bakar menjadi makanan modern. Bukan hanya donat, melainkan juga menjadi roti, kue, dan aneka penganan dengan lebih dari 50 variasi. Semua itu tak lepas dari tangan dingin Halim Wibowo Santoso. Selain dijual di Situbondo, produk serupa dijajakan di Jalan…

Keywords: -

---

Foto Terkait